|
MALANG--PDAM Kota Malang hingga kini masih baru mampu menangani 62 persen pelanggan. Sedangkan sisanya sebanyak 38 persen atau sekitar 552 ribu (setengah juta) warga Kota Malang masih belum terlayani dari jumlah total penduduk sekitar 800 juta orang. Dirut PDAM Kota Malang, Heryadi Santoso mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan, kemarin. Menurut dia, banyak kendala yang menyebabkan mereka tidak terlayani. Antara lain masalah sumber air, jaringan pipa yang masih belum ada dan kontur tanah secara geografis serta terbatasnya sumber air. ''Sehingga, kita baru mampu melayani 62 persen itu,'' tegas Haryadi. Daerah-daerah yang masih banyak belum terlayani PDAM itu adalah kawasan Barat. Misalnya, kecamatan Sukun seperti Tidar, Karangwedoro, Jatimulyo, Mojolangu, Tunggul Wulung, Polowijen dan Tasikmadu. Sedangkan kawasan Malang Tmur dan Selatan adalah Kedungkandang dan Lowokwaru. Di antaranya, Kotalama, Buring dan daerah-daerah sekitarnya. Selain masalah terbatasnya sumber air dan jaringan pipa, PDAM secara teknis juga terbentur dengan persoalan dana untuk investasi. Padahal, kata dia, untuk melakukan investasi terutama terkait dengan pengadaan jaringan pipa butuh biaya sangat besar. Sayangnya, Heryadi tidak menjelaskan berapa nilai investasi yang dibbutuhkan guna memperluas areal layanannya itu. Untuk itu, menurut Heryadi, PDAM mengajukan dana pinjaman nonkomersial ke Bank BNI 46 senilai Rp 50 miliar. Dana tersebut diangsur selama delapan tahun. ''Dana itulah yang kami manfaatkan untuk melakukan pengembangan pelyanan pada pelanggan. Target kami, dalam setahun bisa melayani minimal 2.000 pelanggan,'' jelasnya. Pengembangan pelanggan itu, kata dia, sudah dilakukan sejak tahun 2003. Bahkan, untuk tahun 2004 ini sudah dilakukan pengembangan sebanyak 3.000 pelanggan baru. Sisanya, diprediksi sudah terealisir akhir tahun ini. Sedangkan pada tahun 2005, ditegaskan Heryadi, juga akan dilakukan pengembangan sebanyak 4.000 pelanggan baru. Dia optimsitis, target itu juga bakal terealisir. Alasannya, dari beberapa sumber yang dipakai PDAM masih cukup untuk pengembangan terhadap pelanggan baru itu. Disebutkan, seperti sumber Ning yang debit airnya 100 liter/detik, sumber Binangun 240 liter/detik, sumber Sari (Karangploso) 29 liter/detik, sumber Karangan 40 liter/detik dan sumber Wendit 1.500 liter/detik. Dari semua sumber itu, diakui Heryadi yang menjadi andalan adalan sumber Wedit. Sebab, potensi dari kapasitas yang terpakai baru 1.500 liter/detik. Padahal, potensinya mencapai 3.600 liter/detik. Di sisi lain, Haryadi juga mengungkapkan macetnya tunggakan dari pelanggan. Menurut pria berpenampilan kalem ini, selama ini pelanggan yang sering macet tunggakannya sekitar 3-4 persen dari jumlah pelanggan yang ada. ''Tunggakan itu bisa mencapai Rp 400 juta,'' jelasnya. Karena itu, kata dia, untuk menyelesaikan tunggakan yang macet itu, PDAM mengambil langkah tegas. Dicontohkan, Haryadi, dengan melakukan pemutusan jaringan. ''Sebagian besar dari mereka, pelanggan yang ada di kawasan Kabupaten Malang,'' terang Heryadi. Laporan : aji Post Date : 09 November 2004 |