CIAMIS, (PR).- PDAM Tirta Galuh Ciamis sejak seminggu terakhir melakukan pemutusan terhadap 693 sambungan langganan. Sebagian besar pelanggan yang dipusokan tersebut berada di Kecamatan Cijeungjing.
Direktur PDAM Tirta Galuh Ciamis Triani Puspadewi kepada ’’PR’’, Selasa (4/8), mengatakan, pemutusan tersebut berkenaan dengan anjloknya debit air Sungai Cileuer yang menjadi sumber air baku. Bahkan, lanjutnya, apabila debit air terus menyusut, dari 8.800 pelanggan, sekitar 3.000 pelanggan akan mengalami nasib serupa.
"Sejak sumber air baku debitnya menurun, terpaksa kami melakukan penggiliran. Sudah 693 yang sementara dipusokan, jumlah tersebut setara dengan 3.000 jiwa,’’ tuturnya, saat menunggu Sidang Paripurna tentang PDAM di Gedung DPRD Ciamis, Selasa (4/8).
Dia juga mengungkapkan, saat ini pengambilan air baku berlangsung mulai pukul 4.00 –24.00 WIB. Adanya pembagian tersebut, dikarenakan air Sungai Cileuer masih dimanfaatkan untuk pengairan lahan pertanian serta kolam milik warga.
Triani mengatakan, sejak dua minggu terakhir, debit air Sungai Cileuer hanya 65 liter per detik. Padahal, dalam kondisi normal, debit air mencapai 125 liter per detik.
"Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, misalnya penyerobotan air, bagian intake kami jaga dengan ketat. Bahkan, saya sendiri juga ikut mengontrol pada tengah malam. Terbatasnya air juga tidak memungkinkan kami untuk memberikan pelayanan secara maksimal," kata Triani.
Dia menyebutkan, beberapa kecamatan mengalami kesulitan pasokan air PDAM karena secara geografis berada di tempat yang tinggi dan jauh dari pipa saluran distribusi utama. Misalnya Kelurahan Cigembor, Kec. Ciamis, Desa Handapherang, Desa Ciragama, Desa Ciharalang, semuanya masuk Kec. Cijeungjing. Selain itu juga, beberapa desa di Kecamatan Baregbeg.
"Kami mendapat informasi akan mendapat bantuan tangki air bersih. Soal apakah nantinya pengiriman atau penyalurannya secara gratis atau membayar biaya transpor atau lainnya, hal itu masih dirumuskan,’’ ujarnya. (A-101)
Post Date : 05 Agustus 2009
|
