PDAM Kota Bogor Jamin Air Minum Steril

Sumber:Suara Pembaruan - 12 Juli 2008
Kategori:Air Minum

[BOGOR] Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bogor mengimbau kepada pelanggannya agar tidak khawatir dengan maraknya kasus peracun ikan di Sungai Cisadane yang merupakan salah satu bahan baku air PAM warga di Kota Bogor, memasuki musim kemarau saat ini.

"Air baku yang diambil dari air permukaan sungai Cisadane itu kami proses lagi untuk penjernihan dan steril dari kontaminasi racun ikan yang kini marak digunakan orang mencari ikan di sungai itu," ujar Dirut PDAM Kota Bogor Memed Gunawan kepada SP, Jumat (11/7).

Menurut dia, air baku permukaan sungai Cisadane hampir 70 persen dimanfaatkan PDAM Kota Bogor sebagai bahan baku air PAM. Sisanya, air baku diambil dari mata air Tangkil, Ciapus, dan Cipaku. Bahkan cadangan air minum Kota Bogor tersedia untuk empat tahun ke depan. Kapasitas produksi terpasang dari ke tiga bahan baku air minum itu saat ini mencapai 1.670 liter per detik.

"Yang baru dimanfaatkan dan didistribusikan kepada pelanggan sebanyak 76.706 pelanggan, masih tersedia cadangan sekitar 400 liter per detik yang bisa menjadi cadangan pula untuk pelanggan baru," ujarnya.

Air baku dari air permukaan Sungai Cisadane itu, lanjutnya, sebelum didistribusikan kepada pelanggan, terlebih dulu di proses dengan menggunakan gas klorin dan kaporit. Sehingga relatif aman dari racun atau bakteri berbahaya bagi pelanggannya. Untuk reservoir di daerah Cipaku, kapasitas air dari bahan air permukaan sungai Cisadane itu telah tertampung sebanyak 9 juta liter. Jumlah air itu pun sangat memadai untuk target 6.000 pelanggan baru di Kota Bogor tahun ini.

Menurut Jamil, seorang warga, peracun ikan di kawasan hulu Sungai Cisadane ini sudah sering beraksi. Warga kesal karena selain sungai tercemar, ikan peliharaan mereka dalam keramba banyak yang mati keracunan. Para pelaku beroperasi pada malam hari untuk menangkap ikan yang keracunan.

Memed melanjutkan, dia berharap air minum di Kota Bogor ke depannya dapat langsung diminum. Air yang bisa langsung diminum dengan program ZAM (Zona Air Minum) saat ini masih menjadi proyek percontohan, yakni terhadap 500 pelanggan di kawasan perumahan Pakuan Bogor. Zona air siap minum juga tersedia di depan halaman Balai Kota Bogor serta areal objek wisata Kebun Raya Bogor.

Untuk tingkat kehilangan air pam di Kota Bogor, menurut Memed, saat ini mencapai 30 persen dan masih relatif rendah dibandingkan dengan air pam di kota-kota lain. Ia mencontohkan, untuk DKI Jakarta saja saat ini kehilangan air pam masih mencapai 45 persen. Padahal untuk Indonesia rata-rata 39 persen. Bandung 47 persen, Malang 37 persen, dan Semarang 41 persen. Tingkat kehilangan air di Kota Bogor ini mengingat jaringan pipa sepanjang 800 kilometer dibangun sejak zaman penjajahan Belanda tahun 1819 lalu dan sampai saat ini masih dimanfaatkan oleh PDAM Kota Bogor. [126]



Post Date : 12 Juli 2008