PDAM Kota Bandung Kekurangan Sumber Air Baku

Sumber:Pikiran Rakyat - 13 Desember 2006
Kategori:Air Minum
BANDUNG, (PR).-Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung mendesak Pemprov Jabar agar segera mengoordinasikan pembukaan sumber air baku di Cibantarua, Garut Selatan, untuk mengantisipasi kekurangan sumber air baku. Kebijakannya seharusnya keluar dari pemprov karena yang memiliki kewenangan, kata Dirut PDAM Kota Bandung, Ir. Maman Budiman, di sela-sela acara press tour di pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) milik PDAM di kawasan Ledeng Bandung, Selasa (12/12).

Ia menjelaskan, kapasitas produksi air untuk memenuhi kebutuhan 140.000 pelanggan PDAM Kota Bandung baru 2.500 l/detik. Idealnya, kapasitas produksi sebanyak 4.000 l/detik.

Dengan jumlah produksi 2.500 l/detik, baru 64% pelanggan yang terlayani secara optimal. Rencana pembukaan sumber air baku di Cibantarua diharapkan bisa menambah suplai air, terutama pada musim kemarau, kata Maman.

Saat ini, sumber air baku yang diolah PDAM Kota Bandung diperoleh dari empat sumber air permukaan, 21 mata air, dan sumber air tanah yang terdiri dari 12 titik sumur bor artesis, dan 25 titik sumur bor lokal.

Sumber air baku dari air permukaan mendominasi suplai hampir 85%. Sedangkan mata air hanya menyumbang 10% sampai 15% debit air. Sisanya 5%, dari air tanah.

Air permukaan Cikalong adalah penyuplai terbesar yaitu 1.400 l/detik, Sungai Cikapundung sebesar 600 l/detik, Dago Pakar dan sumber air permukaan lainnya tidak lebih dari 40 l/detik.

Belum pulih

Sementara itu, pascakemarau panjang, debit mata air belum pulih seutuhnya. Di mata air Cigentur II , debit normal 200- 230 l/detik. Sejak kemarau lalu hingga saat ini, debit Cigentur II masih berkisar 100 l/detik.

Biasanya, debit normal tercapai setelah dua atau tiga bulan musim hujan berlangsung. Di awal musim hujan ini, debit masih sama seperti musim kemarau, kata Direktur Air Bersih PDAM Kota Bandung, Ir. Tardan Setiawan, ketika meninjau mata air di Cisarua.

Sumber mata air terbesar yang menyuplai kebutuhan air di Kota Bandung terdapat di wilayah resor Cisarua, Lembang. Di wilayah yang dikuasai Perhutani itu, ada 10 titik mata air yang dibangun pemerintah Belanda pada 1921.

PDAM membuat nota kesepakatan dengan Perhutani untuk menjaga 10 titik mata air dengan mengintensifkan penghijauan. Sebagai kompensasi, PDAM membayar sebesar Rp 4 juta/kepala Perhutani. (A-156)



Post Date : 13 Desember 2006