|
SUNGGUMINASA-- Imbas pemadaman bergilir listrik dalam dua pekan terakhir terus mempengaruhi pelayanan air bersih PDAM Sungguminasa, Gowa. Maklum PDAM masih mengandalkan tenaga listrik untuk mengalirkan air ke para pelanggan. "Akibat pemadaman listrik, banyak pelanggan yang mengeluh. Bahkan kami menerima pengaduan pelanggan hampir setiap saat," ungkap Direktur Utama (Dirut) PDAM Sungguminasa, Hasanuddin Kamal di Kantor Bupati Gowa, Selasa 2 Agustus kemarin. Hasanuddin menerangkan, PDAM saat ini menggunakan beberapa mesin pompa yang menyerap listrik hingga ratusan KVA. Jika mesin pompa itu mati, maka PDAM hanya bisa pasrah. Soalnya katanya, PDAM yang dipimpinnya tidak memiliki mesin genset sebagai penunjang kebutuhan listrik. "Mesin pompa di IPA Pandangpandang saja misalnya, membutuhkan listrik sampai 550 KVA. Kapasitasnya sangat besar. Dengan demikian butuh pula mesin genset yang berkekuatan besar. Kita tidak mampu mengadakan genset semacam itu," imbuhnya. Selama pemadaman bergilir terjadi menurut Hasanuddin, jaringan pipa PDAM tidak bisa terisi penuh. Hasanuddin menggambarkan, saat listrik jalan, maka mesin pompa secara otomatis akan mendistribusikan air lewat jaringan PDAM. Namun dalam masa pemadaman bergilir seperti ini--listrik kerap padam--, maka air dalam jaringan PDAM praktis berhenti mengalir. Demikian pula saat listrik nyala, maka air yang tersedia dalam jaringan akan terserap cepat ke tempat para pelanggan, terutama mereka yang memiliki mesin pompa. Ini mengakibatkan persediaan air dalam jaringan cepat habis. Padahal sebagian pelanggan lain tidak kebagian. Karena itu, jaringan harus selalu diisi full supaya pasokan air mencukupi pelanggan. Persoalannya, bagaimana kalau jaringan sementara diisi, lalu listrik mati lagi. Terlebih kata Hasanuddin, jaringan pipa PDAM memiliki panjang sekitar 300 kilometer. Butuh waktu beberapa saat untuk mengisi seluruh jaringan hingga penuh air.Lebih jauh diungkapkan Hasanuddin, pihaknya sangat berharap PLN mempertimbangkan penerapan pemadaman bergilir bagi PDAM. Soalnya, PDAM merupakan fasilitas publik yang sangat dibutuhkan masyarakat banyak. "Kami bukannya mau bilang listrik di PDAM jangan dipadamkan. Tapi kami kan melayani masyarakat banyak. Tanpa listrik, kami benar-benar angkat tangan," ungkapnya. Soal debit air yang cenderung berkurang pada puncak musim kemarau, Hasanuddin mengatakan, sampai sejauh ini PDAM belum terpengaruh oleh fenomena alam tersebut. Sejauh ini menurut Hasanuddin, permukaan air Sungai Jeneberang yang menjadi sumber air baku PDAM Sungguminasa belum menunjukkan tanda-tanda kritis. "Selama tidak ada bencana alam, air yang kita distribusikan masih dalam keadaan normal. Cuma sekarang, kita menghadapi masalah listrik yang mengakibatkan pelanggan terus mengeluh. Itu saja," tandasnya. Post Date : 03 Agustus 2005 |