KEBUMEN - Cakupan ketersediaan air bersih di Kabupaten Kebumen kini mencapai 70 persen. Dari cakupan itu, layanan air bersih dari jaringan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) hanya menyumbang sekitar 15,4 persen. "PDAM baru bisa melayani 307.408 keluarga di 13 kecamatan," tutur Kepala Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Kebumen Arief Irwanto kemarin.
Arief mengatakan, selain dari perusahaan milik pemerintah daerah, ketersediaan air bersih berasal dari sumur gali, sumur bor, serta sumber mata air lainnya. Arief juga menyebutkan kualitas sanitasi air bersih di Kebumen masih rendah. "Penyakit muncul dari sanitasi yang jelek itu," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kebumen Budi Satrio menyatakan, rendahnya kualitas air bersih menyebabkan munculnya diare, terutama bagi anak-anak usia di bawah lima tahun. Bahkan, menurut Budi, penyebab utama kematian anak-anak di sana adalah diare. "Kasusnya sering kali menjadi endemis," katanya.
Selain kualitas air bersih, sanitasi lingkungan yang buruk turut menjadi penyebab tingginya kematian akibat diare. Budi mengatakan, beberapa program terkait dengan sanitasi lingkungan telah dilakukannya. Selain kualitas air bersih ditingkatkan, sarana dasar kesehatan masyarakat juga diperbaiki.
Menurut Budi, dari tahun ke tahun, ketersediaan air bersih terus menurun. "Dari tahun ke tahun, banyak kecamatan yang mengajukan bantuan air bersih," katanya. Karena kian minimnya air bersih, banyak warga menggunakan air yang kualitasnya jelek.
Untuk meningkatkan akses air bersih, menurut Arief, pemerintah telah meluncurkan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. "Program ini melibatkan masyarakat dalam menjaga kontinuitas ketersediaan air bersih," ujarnya. ARIS ANDRIANTO
Post Date : 27 April 2009
|