|
BANDUNG, (PR). Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kab. Bandung Tirta Raharja, mengaku hanya bisa menurunkan kehilangan air 1%/tahun. Berdasarkan angka itu, praktis PDAM kehilangan produksi airnya hingga 40%. Untuk PDAM se-Jabar, kalau dirata-ratakan, kehilangan air mencapai 45 persen. Jadi kalau kita 40 persen, masih wajar. Bohong besar kalau ada PDAM di Jabar yang bisa menurunkan kehilangan produksinya 5-10 persen, ujar Dirut PDAM Tirta Raharja, Deddy Sudradjat di Soreang, Jumat (16/6). Ia menjelaskan, dari 40 % produksi air yang hilang, sebanyak 37 % disebabkan masalah teknis. Di antaranya, kebocoran di pipa induk dan pipa distribusi. Sedangkan angka 3 % karena salah membaca meteran. Saat ini, menurut Deddy, PDAM Tirta Raharja memiliki 49.000 pelanggan. 14.000 pelanggan berada di Kota Cimahi, sementara pelanggan lainnya di Kab. Bandung. Dia membantah bahwa pihaknya akan menaikkan tarif PDAM. Kami belum ada rencana ke sana. Tarif kami tetap Rp 1.200,00 per meter kubik. Pendataan yang dilakukan petugas kami beberapa hari ini, untuk klasifikasi pelanggan dan inventarisasi peralatan, kata Deddy. Akhir pekan Namun, dia mengakui adanya keluhan pelanggan soal kualitas air, terutama saat akhir pekan. Penyebabnya, setiap akhir pekan PLTA Lamajang melakukan penggelontoran air. Akibatnya, kualitas dan kuantitas air terpengaruh. Untuk masalah ini, kami masih mencari jalan keluarnya, tuturnya. Seperti diberitakan sebelumnya, produksi air bersih PDAM Tirta Raharja tahun 2005 ialah 18.192.179 m3. Sementara yang terjual hanya 10.172.099 m3. Artinya, ada kehilangan lebih dari 7 juta m3 lebih atau sekira 40% dari produksi total. Selain kehilangan 40% produksi airnya, hasil retribusi yang diperoleh PDAM tahun 2005 juga menurun dibanding tahun 2004. Jika tahun 2004 hampir Rp 31 miliar, maka tahun 2005 hanya Rp 28 miliar. Masalah PDAM ini, merupakan salah satu agenda pertemuan antara legislatif dan eksekutif, Selasa (20/6). (A-128) Post Date : 17 Juni 2006 |