|
DEPOK, KOMPAS - Selama empat hari pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum tidak mengalir ke sejumlah wilayah di Depok. Akibatnya, sebanyak 8.000 pelanggan PDAM Tirta Kahuripan Bogor menderita karena tidak mendapat pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Gangguan aliran air PDAM terjadi akibat kebocoran pipa distribusi di sekitar perlintasan rel kereta api di Jalan Dewi Sartika. Meski pipa saluran air tertanam sedalam sekitar 6 meter di bawah tanah, kebocoran diduga terjadi akibat getaran rel kereta api. Kebocoran terjadi pada salah satu ruas pipa utama yang berdiameter 400 milimeter dan panjang 18 meter. Ruas pipa ini merupakan bagian dari pipa saluran air bersih yang menghubungkan instalasi PDAM di Citayam dengan wilayah distribusi Depok. Air yang menyembur dari pipa yang bocor itu menggenangi permukaan tanah di sekitar lintasan rel kereta api di atasnya. Wilayah mati air Sejak Minggu malam lalu, air PDAM sama sekali tak mengalir ke sebagian wilayah di Kecamatan Pancoran Mas, Beji, Limo, dan Sawangan. Sejak itu, warga pelanggan PAM yang tinggal di Depok I, Depok Utara, Kompleks Marinir, Sawangan, Limo, dan Tanah Baru kesulitan mendapatkan air bersih. Dalam surat pemberitahuan yang diedarkan Senin lalu, pihak PDAM Tirta Kahuripan Bogor, pemasok air bersih untuk wilayah Kota Depok, memperkirakan perbaikan pipa saluran air tersebut paling lambat selesai Kamis (14/8) kemarin. Namun, hingga petang kemarin aliran air PDAM di Depok belum kembali normal. Menurut Kepala Cabang Pelayanan I PDAM Depok Tri Basuki, Kamis, pipa utama yang terbuat dari baja itu seharusnya bisa berumur hingga 30 tahun. Pusat kebocoran baru diketahui pada hari Senin, setelah dilakukan penggalian di beberapa lokasi yang dicurigai sebagai tempat terjadinya kebocoran. Depot isi ulang diserbu Menurut Ema Kusuma (30), warga Jalan Mujair, Pancoran Mas, akibat gangguan aliran air PDAM itu, banyak warga Depok terpaksa meminta air bersih kepada tetangga yang memiliki sumur untuk kebutuhan air minum. ”Banyak warga yang sudah berhari-hari terpaksa menumpang mandi di rumah tetangga atau kantor kelurahan,” ujar Ema yang air PDAM di rumahnya juga sudah empat hari mati. Akibat air mati sejak Senin lalu, omzet penjualan depot- depot air minum isi ulang di Depok meningkat. Warga menyerbu depot air isi ulang dan menggunakan air itu untuk kebutuhan minum dan memasak serta mandi. Slamet, pemilik depot air minum isi ulang Amira di Perumnas Depok Jaya I, Pancoran Mas, kemarin mengaku, sejak Senin lalu omzet penjualannya naik sampai sekitar 30 persen, dari 50-60 galon per menjadi sekitar 90 galon per hari. (muk) Post Date : 15 Agustus 2008 |