|
SALATIGA-Terbatasnya sumber air bersih membuat sejumlah permintaan sambungan belum bisa terealisasikan. Pemecahannya, PDAM harus mencari sumber air alternatif agar bisa memberikan pelayanan maksimal ke masyarakat diantaranya dengan membuat sumur artesis sehingga bisa menambah debit air. Hal itu diungkapkan Darminta, direktur PDAM saat dihubungi koran ini akhir pekan lalu. Menurut Darminta, pihaknya mendata ada sekitar 1500 permintaan sambungan air bersih dari sebuah pengembang yang belum bisa terealisasikan. Dan permasalahannya adalah minimnya sumber air di Salatiga. "Kita berupaya membuat sumur artesis dan lokasinya kemungkinan dibelakang terminal lama. Saat ini sumber air yang berasal dari kalitaman memang sangat terbatas karena sebagian air diantaranya juga digunakan sebagai kolam renang," terang Darminta kemarin. Disinggung mengenai kenaikan harga, ia mengaku pihaknya telah membentuk tim tarif untuk menghitung harga yang bisa diterima masyarakat. Namun rencana kenaikan itu belum bisa direalisasikan karena walikota menganggap masyarakat masih kaget dengan kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu. "Tidak usah dinaikkan dulu sepanjang PDAM tidak rugi," imbuhnya. Sebelumnya telah diberitakan, kalangan dewan khususnya komisi B mendukung rencana kenaikan tarif perusahaan daerah air minum (PDAM). Pasalnya, dengan tarif saat ini yakni Rp. 400 per meter kubik air dirasa terlalu rendah. Namun disisi lain, PDAM juga diminta meningkatkan pelayanan terhadap para pelanggannya. Menurut Sarwono, ketua komisi B DPRD bila PDAM tetap dengan tarif saat ini, dikhawatirkan pelayanan kepada masyarakat tidak akan maksimal dan PDAM tidak bisa berkembang. "Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti biaya kenaikan operasional karena naiknya harga BBM yang berimbas pula kenaikan biaya listrik. Untuk itu kalau memang diperlukan tarif naik menjadi Rp. 500 atau Rp. 600 permeter kubik tetapi dengan catatan pelayanan kepada pelanggan juga harus optimal," terang Sarwono saat itu.(sas) Post Date : 09 Januari 2006 |