|
BOYOLALI (KR) - Pendistribusian air bersih sumber mata air Umbul Tlatar yang diprioritaskan untuk mensuplai kebutuhan air minum bagi warga perkotaan, sampai sekarang masih menjadi konflik kepentingan dengan para petani khususnya dengan petani di wilayah Desa Kener dan Desa Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Pasalnya, petani di kedua desa berbatasan Kabupaten Boyolali-Kabupaten Semarang itu, masih sangat tergantung dengan irigasi teknis dari sumber mata air Umbul Tlatar sejak zaman nenek moyang mereka. Jadi kalau sebagian dari potensi air Umbul Tlatar dialirkan ke kota Boyolali oleh PDAM, maka petani di kedua desa itu bisa mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air untuk sawah mereka. "Inilah yang sampai sekarang menjadi kendala mengapa potensi air bersih Umbul Tlatar belum bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mensuplai kebutuhan air bersih bagi warga perkotaan, " kata Direktur PDAM Boyolali Arys Wibowo SE ketika dihubungi di kantornya, baru-baru ini. Akibatnya, tambah Arys, kini air bersih dari Umbul Tlatar yang bisa diambil untuk mensuplai kebutuhan warga Boyolali Kota hanya berkisar 60 liter per detik. Padahal kebutuhan ideal bisa mencapai di atas angka 100 liter per detik. Sementara potensi air bersih di Umbul Tlatar sekarang ini masih mencapai ratusan liter per detik, namun sebagian besar digunakan untuk pengairan sawah irigasi teknis di beberapa desa di Kabupaten Semarang dan sebagian Boyolali. (Dis)-o Post Date : 23 Oktober 2005 |