PDAM Belum Kelola Bribin II

Sumber:Koran Sindo - 06 April 2010
Kategori:Air Minum

GUNUNGKIDUL(SI) – Harapan sekitar 75.000 warga Gunungkidul bisa segera teraliri air dari subsistem Bribin II harus tertunda.Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani belum mengelola air yang diambil dari Goa Sindon di Desa Dadapayu Semanu tersebut. 

Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Handayai,Tjipto Mulyono mengatakan, saat ini tanggung jawab pengelolaan subsistem yang diambil dari dasar gua sedalam 104 meter tersebut berada di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak selaku kepanjangan tangan dari Departemen PU (PU). Meski demikian,diakuinya jika awal perjanjian,proyek hasil kerja sama dengan pemerintah Jerman tersebut akan dikelola oleh PDAM.

“Kami belum berbicara dengan balai besar untuk distribusi air ke rumah warga. Namun, kita akui belum mengelola Bribin II ini” ujarnya kepada Seputar Indonesia (SI) kemarin. Untuk bisa memberikan distribusi air yang dikelola PDAM,pihaknya masih harus melakukan pertemuan dengan Balai besar Wilayah Sungai Serayu Opak.Untuk hal ini, PDAM masih akan menunggu langkah selanjutnya.

”Yang jelas,semua sudah mendengar jika yang diserahi tanggung jawab bukan PDAM, namunBalaiBesartersebut,” tandasnya. Tjipto berjanji, jika sudah ada kesepahaman dengan balai besar, pihaknya akan segera melakukan perbaikan di saluran pipa.Dia tidak menampik saat ini kondisi pipa yang terpasang kemungkinan besar sudah aus karena memang lama tidak teraliri air.

”Nanti sambil jalan, jika kita diserahi distribusi akan kami perbaiki,”ucapnya. Saat ini masyarakat di sektor timur Gunungkidul masih mengandalkan suplai air dari sistem Bribin I. Dengan demikian, dia berharap segera ada pembicaraan sehingga air dari Goa Sindon bisa segera tersalurkan ke masyarakat. “Saat ini Balai Besar bertanggung jawab dari Goa Sindon hingga reservoir di Kaligoro dan juga bak penampungan di Cuwelo karena masih dilakukan secara manual,”lanjutnya.

Terlebih lagi,pihak Jerman masih harus menyelesaikan kontrol otomatis (automatic control).“Nanti jika sudah selesai, kami harus koordinasi mengenai harga air deng-an balai besar,”kata Tjipto. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Bambang Hargono membenarkan pihaknya memang diserahi tugas melakukan pe-ngelolaan subsistem yang menghabiskan anggaran pusat maupun daerah sebesar Rp35 miliar ini.

”Kami yang diberi tanggung jawab pengelolaan alat agar tidak rusak,”ucapnya. Ketika disinggung mengenai jalur distribusi,Bambang mengeluhkan rusaknya pipa-pipa yang sudah terpasang.Diaberharappipasaluran yangadabisadiperbaikisehinggaair tidak banyak yang terbuang. (suharjono)



Post Date : 06 April 2010