PDAM Baru Dinikmati 30% Warga

Sumber:Pikiran Rakyat- 05 April 2006
Kategori:Air Minum
BANDUNG, (PR).Dari sekira 40 juta warga Jawa Barat, lebih dari 30% belum menikmati air bersih untuk dikonsumsi. Sementara pasokan air bersih yang berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), hanya bisa dinikmati oleh 30% warga Jabar.

Hal itu diungkapkan Ketua Persatuan Perusahaan Air Minum se-Indonesia (Perpamsi), Dede Sudrajat, dalam acara Forum Dialog Investasi Bidang Ciptakarya, di Hotel Jayakarta Jln. Ir. H. Djuanda Bandung, Selasa (4/4).

Kondisi itu, menurut Dede, cukup mengkhawatirkan, mengingat kebutuhan air untuk konsumsi sangat vital bagi masyarakat. Tanpa pasokan air bersih, bisa berdampak buruk pada tingkat kesehatan masyarakat, kata Dede.

Dede Sudrajat, mengatakan, selain dari PDAM, masyarakat bisa menikmati air bersih dari sumber-sumber mata air, juga bantuan dari Dinas Kesehatan di daerah-daerah. Tapi jika ditotal, masyarakat yang mendapat pasokan air bersih baru 70% dan sisanya tidak mengonsumsi air bersih, ujarnya.

Dede juga mengatakan, di daerah pedesaan relatif tidak tersentuh investor. Hal itu wajar mengingat keinginan investor hanya berinvestasi di di kota-kota besar yang padat penduduk karena orientasi mereka memang mendapatkan profit.

Menyinggung kemungkinan kenaikan tarif air PDAM, Dede mengatakan, beberapa perusahan daerah di Jabar memang tengah berusaha mengajukan penyesuaian tarif. Sedangkan dari 21 PDAM, baru sembilan atau sepuluh PDAM sudah melakukan penyesuaian tarif.

"Untuk Kota Bandung, tengah mengajukan penyesuaian harga menjadi Rp 1.200,00 per m3. Ini memang diperlukan, supaya PDAM bisa meningkatkan kinerja, sekaligus memperluas dan menambah pelanggan baru," katanya.

Diputus

Sementara itu, Direktur Utama PDAM Kota Bandung, H.M. Budiman, mengatakan, saat ini PDAM melayani 143 ribu pelanggan dan dia mengakui saat ini pelayanan yang dilakukan PDAM masih bersifat giliran. Agar terjadi pemerataan, ucapnya.

Akan tetapi, menurut dia, setiap hari rata-rata 10 pelanggan PDAM dikenakan pemutusan saluran air, dengan berbagai alasan. Misalnya, akibat tunggakan pembayaran, pelanggaran yang dilakukan pelanggan yang saat ini berjumlah 143 ribu pelanggan, juga menjadi salah satu penyebab PDAM melakukan penutupan saluran.

Ya, itulah keadaan masyarakat kita, walaupun terbilang murah, ternyata banyak yang menunggak berbulan-bulan, bahkan ada yang menunggak sampai 10 tahun, katanya.

Lebih lanjut, Budiman mengatakan, pelanggaran yang terjadi di antaranya adalah pelanggan yang menyedot langsung pada pipa-pipa PDAM, sehingga mengganggu aliran kepada pelanggan yang lain.

Sebetulnya, selama tidak mengganggu tidak masalah. Tetapi kalau mengganggu, apalagi merusak peralatan PDAM, harus ditutup, ujar Budiman.

Kalaupun ingin menyedot, dikatakan Budiman, sebaiknya ditampung terlebih dahulu dalam wadah. Baru kemudian dilakukan penyedotan. Bukan langsung disedot dari pipa PDAM, ucapnya.

Namun, disebutkan Budiman, selain banyaknya kasus penutupan, pelanggan yang meminta salurannya kembali dibuka juga banyak. Kalau dia bayar, ya kita buka lagi, katanya.

Menanggapi soal kemungkinan tarif air bersih di Kota Bandung naik, menurut Budiman, sudah ada perhitungan tersendiri. Menurut dia, saat ini harga air PDAM di Bandung seharusnya sudah di atas Rp 2.500,00 Namun dengan kondisi perekonomian masyarakat saat ini, tak mungkin pihaknya mengejar angka tersebut. (A-157/A-135)

Post Date : 05 April 2006