|
BANDUNG(SINDO) – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung melakukan pendistribusian bergilir untuk mengantisipasi penurunan debit air sumur artesis. Pendistribusian ini mulai diberlakukan di wilayah Bandung Barat sejak beberapa pekan lalu. Direktur Utama PDAM Kota Bandung Jaja Sutardja menyebutkan, suplai air kepada pelanggan akan terganggu selama musim kemarau. Ini terjadi lantaran adanya penurunan debit sumur air tanah rata-rata sebesar 200 liter per detik. ”Menghadapi masa musim kemarau ini debit air mengalami penurunan. Karena itu, kami akan menyuplai air secara bergilir agar semua pelanggan bisa terbagi secara merata. Sebelumnya kami memohon maaf kepada semua pelanggan PDAM,” kata Jaja melalui sambungan telepon kepada SINDO kemarin. Dia mengakui, hingga kini PDAM Kota Bandung belum bisa menemukan solusi untuk mengatasi kekurangan air tersebut selama kemarau, selain dengan penyuplaian bergilir. Pasalnya, stok air PDAM saat ini masih jauh dari pemenuhan kebutuhan pelanggan. Berdasarkan data yang ada, pendistribusian bergilir di wilayah Bandung Barat yakni Rajawali, Garuda, Elang, Holis, Kompleks BPKB, Kompleks Holis Permai,Dian Permai dan Cibolerang. Wilayah lainnya adalah Jalan Caringin, Jalan Bojong Raya,Kompleks Permata,Bata Merah, Jalan Asbes, Jalan Kawan,Kompleks Cijerah I, dan Cijerah II, serta Kompleks Saibi. Pantauan SINDO di lapangan, sudah hampir tiga bulan warga di sekitar Cijerah dan Buah Batu,Kota Bandung, kesulitan mendapat air bersih untuk memenuhi keperluan minum dan kebutuhan rumah tangga. Kondisi ini bukan terjadi hanya di Kota Bandung, tapi PDAM di daerah lain pun memberlakukan hal yang sama. Jaringan pipa-pipa PDAM baik yang sekunder dan tersier hingga pipa yang menghubungkan langsung ke warga kebanyakan tak berfungsi. Dari pipa itu hanya mengeluarkan angin tanpa air. Permasalahan ini hampir merata di seluruh daerah di Bandung dan sekitarnya. Warga umumnya mengeluhkan pendistribusian air bergilir ini. Pasalnya, kebanyakan mereka tidak mengetahui rencana tersebut. Akibatnya warga banyak yang membeli air di luar atau mendapatkannya dari sumursumur, tapi tidak semua warga yang membuat sumur bisa mendapatkan air bersih. Jaja menyebutkan,hingga saat ini jumlah pelanggan PDAM Kota Bandung berada di angka 139.889 yakni pelanggan golongan rumah tangga sebanyak 117.668, pelanggan sosial dan keran umum 2.043, pelanggan dari instansi pemerintah 2.200, dan pelanggan dari golongan niaga dan industri 17.978. ”Nah, PDAM baru bisa memberikan akses air bersih dan murah secara langsung kepada 470.672 penduduk atau baru 20,7% dari total penduduk Kota Bandung. Makanya untuk mengatasi hal ini kami telah menyediakan transportasi tangki pengangkut air sebanyak 10 unit yang khusus untuk membantu masyarakat yang benar- benar membutuhkan air bersih,”ungkap Jaja. Harga air per tangki atau isi kapasitas 5.000 liter mencapai Rp90.000. Jika pelanggan ingin semua terbagi secara merata,debit air PDAM harus ditingkatkan menjadi 4.200 liter per detik. Sementara itu, untuk saat ini debit air yang dimiliki PDAM Kota Bandung baru mencapai 2.600 liter per detik. (dede ibin muhibbin) Post Date : 20 Juni 2008 |