BOJONEGORO - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bojonegoro berencana mengembangkan air mineral dalam kemasan sebagai salah satu upaya mengembangkan potensi air di kabupaten setempat.
Upaya ini juga untuk mencari peluang dan terobosan demi menambah dan meningkatkan pendapatan daerah. "Mudah - mudahan dapat terealisasi tahun ini. Untuk sementara pihak PDAM akan belajar ke beberapa daerah yang sudah mengembangkan air mineral," kata Achmad Darmawan, Dirut PDAM, kemarin (2/5).
Menurut dia, studi banding akan dilakukan antara lain di Jember, Malang, Surabaya, Pamekasan, dan beberapa daerah lainnya. Agendanya adalah melihat prospek dan belajar tentang cara kerja dan pemasaran air mineral. Karena itu, PDAM saat ini berada dalam tahap orientasi. Dana yang dibutuhkan untuk pengembangan cukup besar, sekitar Rp 750 juta. Karena, untuk pembelian mesin, bangunan gedung, dan alat penetralisir kandungan air, sekaligus untuk
melihat kualitas air. "Juga perlu dilakukan pengecekan dan uji laboratorium di mata air yang akan dikembangkan," papar Dadang, panggilan akrab Achmad Darmawan.
Dia menjelaskan, beberapa sumber mata air mulai dipilih untuk dikembangkan. Antara lain, di Desa Ngunut dan Sumberarum, Kecamatan Dander. Namun, sebelum dilakukan pengembangan, diperlukan tes laboratorium untuk mengetahui kandungan airnya, apakah ada perubahan atau tidak, serta higienitasnya.
Dadang menyatakan, upaya pembuatan air mineral dalam kemasan tidak dilarang. Hal ini berdasarkan PP Nomor 16 Tahun 2007 tentang Badan Pengolahan Sistem Air Minum. Di dalam PP tersebut dijelaskan, selain pihak swasta, PDAM juga diperbolehkan untuk ikut memproduksi air mineral. "Mengenai kapasitas unit pengolahnya adalah sekitar tiga hingga lima liter per detik," ungkapnya. Dia menambahkan, selama ini sumber air di Desa Ngunut hanya dimanfaatkan untuk pelanggan PDAM dengan besaran Rp 1.450 per meter kubik. (tis/ade/fiq)
Post Date : 03 Mei 2010
|