|
Makassar, Kompas - Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar sudah mulai mengatur rencana dan sistem pendistribusian air bersih secara bergilir untuk warga di wilayah utara dan timur Makassar, Sulawesi Selatan. Pendistribusian bergilir itu tak terhindarkan sebab debit air Sungai Lekopaccing yang menjadi salah satu sumber air baku PDAM Makassar menyusut tajam pada musim kemarau panjang ini. Staf Humas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar Jufri Sakka, Rabu (4/10) di Makassar, memastikan distribusi air bersih secara bergilir dilakukan apabila pada bulan Oktober ini hujan belum turun juga. "Sistem distribusi air bergilir ini sudah diatur dan nantinya tinggal dilaksanakan saja. Dengan distribusi bergilir, kami mengatur pembagian air dengan cara pengaturan valve (katup/ kran) berdasarkan blok area," kata Jufri. "Nantinya distribusi air di tiap- tiap blok area sekitar empat jam sekali. Begitu seterusnya hingga seluruh area mendapatkan air bersih dan kembali lagi ke area awal," tutur Jufri. Pendistribusian bergilir ini tidak bisa dihindarkan karena saat ini debit air Sungai Lekopaccing tinggal 300 liter per detik dari kondisi normal 1.000 liter per detik. Pada bulan lalu, debit air Sungai Lekopaccing masih sekitar 400 liter per detik. 50.373 pelanggan Sungai Lekopaccing adalah sumber air utama bagi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Panaikang yang menyuplai air bersih untuk 50.373 pelanggan PDAM di bagian utara dan timur Kota Makassar. Di wilayah tersebut pelanggan di Perumahan BTP, Antang, Biringkanaya, Tallo, Wajo, dan Bontoala, misalnya, sudah kesulitan mendapatkan air bersih sejak dua bulan lalu. Setiap malam mereka harus menunggu air suplai dari PDAM yang sangat terbatas. Di wilayah sekitar Kawasan Industri Makassar dan sekitarnya warga bahkan harus mengantre dan membeli air sumur di rumah- rumah warga yang kebetulan memiliki sumur yang dalam. (Ren) Post Date : 05 Oktober 2006 |