|
BALAI KOTA- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memberi pengaruh pada biaya operasional Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Semarang. Oleh karena itu, perusahaan tersebut berencana merasionalisasi tarif langganan air bersih yang disuplai oleh perusahaan daerah itu. Hal itu dijelaskan Direktur Utama PDAM Ir Agus Sutyoso MSc, setelah rapat dengan Komisi B DPRD , Selasa (15/3). ''Langkah rasionalisasi ini jangan diartikan dengan menaikkan tarif,'' tegasnya. Rasionalisasi tarif air bersih itu akan dikaji selama dua bulan. Hasilnya akan disampaikan kepada DPRD, komisaris, dan badan pengawas PDAM. Dia mengakui, dampak dari kenaikan harga BBM itu secara tidak langsung menyebabkan harga infrastruktur terkait proses produksi air PDAM juga mengalami kenaikan. ''Langkah merasionalisasi tarif itu juga didasari prediksi-prediksi kondisi keuangan PDAM sebelum ada kenaikan harga BBM. '' Anggota Komisi B Yearzy Herdian mengemukakan, pihaknya belum terlalu jauh membahas rencana PDAM tersebut. Hingga kemarin Komisi B belum bersikap, karena pembahasan dengan PDAM belum sejauh itu. ''Yang jelas, kenaikan harga BBM sudah sangat memberatkan rakyat,'' kata dia. Namun dia mengemukakan, apabila PDAM ingin merasionalisasi tarif air bersih, sebaiknya disesuaikan dengan golongan pelanggannya. ''Mengapa setelah ada keinginan merasionalisasi tarif, PDAM membuat usulan anggaran pada pos Biaya Rupa-Rupa sebesar Rp 3,2 miliar? Ada sepuluh item di pos itu namun masing-masing item itu tidak dijelaskan secara detail penggunaannya.'' Misalnya, sepuluh item itu yakni biaya pegawai, biaya hubungan langganan, pengolahan air. Ada lagi usulan anggaran sebesar Rp 2,9 miliar untuk insentif kesejahteraan pegawai, dan biaya hubungan hankam Rp 273 juta, biaya perjalanan dinas dan karya wisata sebesar Rp 500 juta. ''Itu semua akan dianggarkan 2005,'' tutur dia. (G17-84) Post Date : 16 Maret 2005 |