|
SUKABUMI, (PR).-PDAM Kab. Sukabumi akan membuat bendungan di aliran Sungai Citepus serta mengambil sumber mata air di daerah Kalapanunggal, Kec. Kabandungan guna mengantisipasi krisis air bersih yang terjadi di Palabuhanratu. Terjadinya krisis air bersih tersebut salah satunya diakibatkan terbatasnya pasokan air ledeng PDAM bagi masyarakat pelanggan, terutama di musim kemarau yang berkepanjangan ini. Menurut Dirut PDAM Kab. Sukabumi Drs. H. Iwan Ridwan, pembuatan bendungan serta penambahan pasokan air dari mata air di Kec. Kabandungan tersebut merupakan dua alternatif yang tengah diprogramkan oleh PDAM untuk mengantisipasi krisis air bersih. "Mudah-mudahan, awal tahun 2007 nanti program ini sudah bisa kita jalankan dengan berbagai proses pembahasan," kata Iwan ketika ditemui usai rapat paripurna pengesahan ABT (anggaran belanja tambahan) tahun 2006 di Gedung DPRD, Kamis (2/11). Lebih jauh ia menjelaskan, pihaknya akan membuat bendungan di aliran Sungai Citepus yang lokasinya sekira 9 km di atas bak penampungan PDAM (intake). Pembangunan bendungan itu diupayakan bisa menampung air terutama di musim penghujan sekaligus mengatur penyalurannya. Sehingga ketika musim kemarau, air ledeng PDAM bisa mengalir secara kontinu walaupun debit airnya kecil. "Teknisnya tidak beda dengan bendungan Jatiluhur. Dengan pengaturan itu, kami berharap, meskipun musim kemarau, tapi pasokan air kepada masyarakat bisa kontinu," tutur Iwan. Meski demikian, untuk lebih meyakinkan persediaan air ledeng bisa memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, PDAM dinilai perlu menambah pasokan air dari sumber mata air yang lain. Saat ini, PDAM akan memanfaatkan mata air di daerah Kalapanunggal yang airnya mengalir kontinu meskipun kemarau . "Mata air ini sangat bagus bila dimanfaatkan. Debit airnya bisa mencapai 120 liter/detik, sehingga ini potensi bagi kita untuk memanfaatkannya guna menambah persediaan air ledeng di Palabuhanratu," katanya. Kendala untuk menjalankan program penambahan pasokan air ledeng itu adalah besarnya biaya yang dibutuhkan. Untuk membuat bendungan dan pemanfaatan mata air itu ditaksir membutuhkan biaya Rp 50 miliar. (A-67) Post Date : 03 November 2006 |