|
BANDUNG, (PR).Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung, Awan Gumelar, menjamin tidak ada sampah yang menumpuk di tempat pembuangan sementara (TPS), meskipun sampah yang terangkut ke TPA Jelekong, Kab. Bandung baru berkisar 2.900 m3/hari (290 rit) dari produksi 7.500 m3/hari. Namun, jaminan itu disertai syarat masyarakat mendukung teknik pembuangan sampah ke TPS. Teknik tersebut, PD Kebersihan meminta petugas pengangkut sampah di lingkungan RT/RW tidak langsung membuang sampah ke TPS terdekat, namun menunggu sampai ada kontainer (truk sampah) yang datang. Apabila di TPS belum ada kontainer, diminta menunggu dengan posisi sampah masih berada di gerobak sampah. "Lebih baik di sekitar TPS berderet-deret gerobak sampah yang antre menunggu kontainer, daripada langsung dibuang ke TPS. Kalau langsung dibuang sementara kontainer belum datang, akibatnya sampah menggunung dan berserakan hingga ke jalan-jalan. Dampak lainnya, selain kotor dan kumuh, juga menebar bau serta mengganggu arus lalu lintas," ujar Awan, Jumat (27/5). Sehari sebelumnya Kamis (26/5), Komisi C DPRD Kota Bandung memanggil sejumlah pejabat PD Kebersihan untuk rapat kerja terkait persoalan sampah di Kota Bandung. Selain itu, Komisi C juga meminta PD Kebersihan merehabilitasi TPA Pasir Impun dan Cicabe yang tidak lagi digunakan. Pada bagian lain, Kabag Humas PD Kebersihan Kota Banudng, Sefrianus Yosef, mengungkapkan, upaya pemkot menggunakan lahan 10 hektare di Desa Citatah, Kec. Cipatat, Kab. Bandung untuk TPA baru, sejauh ini masih menunggu izin dari Bupati Bandung. Padahal, tanpa ada TPA baru, maka persoalan sampah sulit teratasi. "Kuncinya, harus ada TPA baru selain Jelekong. Selain itu, armada truk juga perlu ditambah, karena jumlah yang sekarang 77 truk, sangat kurang. Itu pun, beberapa di antaranya tidak jalan karena rusak," ujarnya. (A-100) Post Date : 28 Mei 2005 |