Pati Kembali Dilanda Banjir

Sumber:Suara Merdeka - 03 April 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

PATI - Setelah diguyur hujan dua hari berturut-turut, Sungai Juwana kembali meluap. Sejumlah desa yang tepat berada di tepi aliran sungai terbesar di Pati itu, tergenang banjir.

Kondisi paling parah terjadi di Desa Banjarsari dan Mintobasuki, Kecamatan Gabus. Ketinggian air luapan sungai 30 sentimeter hingga 50 sentimeter.

Mutadi, warga Dukuh Biteng, Desa Banjarsari, menuturkan, Sungai Juwana meluap sejak Jumat (1/4) malam. Ketinggian air berangsur bertambah dan kemarin mencapai 50 sentimeter.

Kendati hanya sebagian kecil rumah yang terendam, banjir kali ini memutus akses jalan keluar kampung. Warga yang hendak beraktivitas ke luar desa terpaksa menggunakan perahu. ”Banjir seperti ini sudah kesekian kali dalam 2011. Sudah lebih dari tujuh kali banjir terjadi di sini,” ujar pria yang juga anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Desa Banjarsari itu.

Menurutnya, bencana rutin tersebut terjadi karena penanganan sendimentasi Sungai Juwana yang tidak tuntas. Pengerukan selama ini hanya dilakukan bertahap dalam skala kecil sehingga belum bisa mengurangi banjir yang dipastikan setiap tahun terjadi.

Wakil Ketua Fraksi PPP DPRD Jawa Tengah Istajib AS saat ditemui di Pati mengkhawatirkan banjir di sebagian wilayah Pati dan Kudus yang disebabkan oleh limpasan Sungai Juwana mengganggu katahanan pangan nasional. Pasalnya, kedua daerah yang berimpitan ini memiliki potensi pertanian yang baik.

Berdasarkan pantauan pihaknya, sejumlah desa pada enam kecamatan di Pati dan Kudus selalu tergenang banjir setiap tahun. Program Prioritas Keenam kecamatan yang masuk bagian dari lumbung padi di Jateng itu Juwana, Jakenan, Gabus, dan Kayen (Pati), serta Undaan berikut Jati (Kudus).

Untuk mendorong pemerintah agar tuntas menangani pendangkalan Sungai Juwana, fraksinya akan mengirim surat ke Gubernur dengan tembusan Bappenas. Pihaknya menginginkan, program normalisasi sungai tersebut menjadi prioritas dalam beberapa tahun ke depan.

Selain itu, pihaknya juga akan mengomunikasikan dengan FPPP di DPR RI untuk turut mendesak Pemerintah Pusat proaktif dalam penanganan tersebut.

Jika tidak ada penanganan serius, tandasnya, Jawa Tengah yang menjadi salah satu daerah penyangga pangan nasional (15 persen) hanya akan menjadi wacana dan tidak bisa terealisasi.

Sejauh ini, menurutnya, alokasi APBN untuk pengerukan Sungai Juwana belum mampu menjawab persoalan banjir. Dalam dua tahun terakhir, dana yang dikucurkan sangat minim sehingga belum bisa melancarkan aliran air menuju laut di Juwana.

”Kami mengusulkan alokasi anggaran normalisasi Sungai Juwana bisa mencakup semua alur, dari hulu hingga hilir dan tidak sepotong-sepotong. Selain itu, juga perlu dibuatkan kolam penambatan kapal nelayan di Juwana agar aliran air semakin lancar,” tandasnya di sela-sela mendampingi Ketua DPW PPP Jawa Tengah Arief Mudasir dalam pembukaan Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) DPC PPP Pati.

Selain persoalan sendimentasi, aliran Sungai Juwana juga terhambat parkir ratusan kapal di dekat muara. Karena itu, dibutuhkan langkah alternatif dengan membuatkan kolam penambatan tersendiri saat semua alur sungai dinormalisasi. (H49-57)



Post Date : 03 April 2011