|
PATI – Bencana kekeringan yang berujung krisis air bersih di wilayah Pati semakin meluas. Pemkab Pati angkat tangan mengatasi persoalan ini karena keterbatasan anggaran dan minimnya truk untuk mendistribusikan bantuan air bersih. Wilayah Pati yang berada di jalur pantura timur memiliki 21 kecamatan.Namun karena kemarau panjang yang terjadi sejak beberapa bulan lalu,kini puluhan ribu warga yang tinggal di 92 desa yang tersebar di 12 kecamatan kesulitan mendapat pasokan air bersih. Kasi Perlindungan Masyarakat pada Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Pati Heru Susanto mengatakan, puluhan desa yang mengalami krisis air bersih tersebut tersebar di Kecamatan Batangan, Gabus, Margorejo, Pucakwangi, Kayen, Winong, Jaken, Jakenan, Sukolilo,Wedarijaksa,Pati dan Tambakromo. Sejak beberapa bulan lalu, pihaknya sudah menggelontorkan ratusan tangki air bersih ke desa-desa yang mengalami krisis air bersih.Namun karena wilayah krisis air bersih semakin meluas,maka diperkirakan stok air bersih hanya cukup hingga pertengahan September ini.“Stok mungkin hanya cukup hingga 15 September. Padahal jumlah desa krisis air bersih malah bertambah banyak,” papar Heru,kemarin. Karena keterbatasan anggaran untuk bantuan air bersih ini, maka pihak Kesbangpolinmas Pati pun berkoordinasi dengan instansi lain. Selain itu, pihaknya juga berencana menggunakan dana siap pakai Badan Penanggulangan Bencana Daerah( BPBD) ProvinsiJawa Tengah. Namun untuk dapat mencairkan dana tersebut masih menunggu surat pernyataan Bupati Pati Haryanto tentang Kerawanan Bencana Kekeringan. “Selain soal dana armada pengangkut air bersih kita juga terbatas. Ini jadi kendala serius juga,” ujarnya. Salah seorang warga Kayen,Pati, Budi mengatakan bahwa karena musim kemarau yang berkepanjangan ini, dia dan para tetangganya terpaksaharusmencariairbersih dengan berbagai cara. Beberapa warga terpaksa mengendapkan air keruh yang diambil dari belik di dasar sungai dekat tempat tinggal mereka. Sebagian lainnya terpaksa membeli air dari pedagang air keliling. “Maklum saja desa saya yang ada di wilayah Pati selatan memang terkenal tandus. Jadi kalau kemarau seperti ini benar-benar krisis air bersih,” terangnya. Budi berharap Pemkab Pati tidak hanya menggelar dropping air bersih untuk mengatasi persoalan ini.Terpenting baginya, adanya sarana infrastruktur yang mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga, terlebih yang tinggal di kawasan rawan kekeringan. muhammad oliez Post Date : 10 September 2012 |