Pasokan PDAM Terancam Terhenti

Sumber:Kompas - 25 September 2008
Kategori:Air Minum

Surabaya, Kompas - Sebanyak 35.800 pelanggan atau 10 persen dari total 358.000 pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya terancam terhenti pasokan air bersihnya. Hal ini terkait dengan rencana PT PLN (Persero) menerapkan kebijakan efisiensi penggunaan listrik sesuai dengan Surat Kesepakatan Bersama Lima Menteri.

Kepala Hubungan Masyarakat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya Sunarno menyatakan, PDAM amat keberatan atas rencana penerapan efisiensi listrik pada perusahaan yang menguasai hajat hidup orang banyak. "Penghematan penggunaan listrik sebagaimana dianjurkan dalam SKB (surat keputusan bersama) itu mengancam terhentinya pasokan air bersih bagi 35.800 pelanggan di Kota Surabaya," kata Sunarno, Rabu (24/9).

Penghematan produksi air pada tujuh hari kerja dan pengalihan ke hari libur dapat menyebabkan terhentinya pasokan air ke 1,7 juta warga Kota Surabaya.

Sunarno menjelaskan, produksi 48 persen air bersih di PDAM Kota Surabaya dari pompa yang ada menggunakan tenaga listrik. Sementara 80 persen pendistribusi air di saluran Ngagel I, Ngagel II, Ngagel III, Karang Pilang I, dan Karang Pilang II menggunakan tenaga listrik.

"Bila penggunaan listrik dialihkan ke hari libur, berarti produksi air pada hari biasa harus dihentikan. Itu tidak mungkin," katanya.

Oleh karena itu, PDAM Kota Surabaya lebih setuju mengurangi penggunaan listrik dan mengurangi produksi air setiap hari kerja maksimal 10 persen dari produksi biasa. Dengan demikian, produksi air bersih baru dimaksimalkan pada hari libur, yakni Sabtu dan Minggu.

Menurut catatan PDAM Kota Surabaya pada April 2008, produksi air per bulan mencapai 22 juta-23 juta meter kubik. Efisiensi penggunaan listrik akan dilakukan pada siang hari, saat beban listrik PLN mencapai puncak.

Akibatnya, pada siang hari debit air PDAM menjadi kecil. Pada pukul 23.00-02.00, debit air membesar karena pompa-pompa baru difungsikan kembali. Berbagai opsi

Juru Bicara PT PLN (Persero) Distribusi Jatim Agus Widayanto menjelaskan, efisiensi penggunaan listrik di PDAM dan perusahaan publik lain diajukan dalam berbagai opsi. Pertama, mengurangi penggunaan listrik pada hari kerja. Kedua, mengalami pemadaman satu kali dalam seminggu. Ketiga, menurunkan pemakaian listrik pada hari-hari tertentu. Keempat, PDAM menggunakan genset untuk menjalankan sistemnya.

"Opsi-opsi harus tetap dijalankan mengingat pasokan pembangkit masih terbatas. Padahal, Jawa Timur dibebankan untuk mampu menutupi kekurangan daya sebesar 150 megawatt dari total kekurangan daya 600 megawatt di Jawa-Bali," kata Agus.

Penerapan opsi ini patut dilakukan tanpa pandang bulu mengingat tujuannya untuk kepentingan publik. "Ini juga dialami Telkom dan PT PLN yang harus memenuhi pelayanan bagi 6,8 juta pelanggan di Jatim," ujar Agus. (DEE)



Post Date : 25 September 2008