Pasokan Makanan dan Air Bersih Terhambat

Sumber:Koran Tempo - 07 September 2009
Kategori:Air Minum

JAKARTA - Korban gempa yang berada di beberapa tempat pengungsian di sejumlah kabupaten di Jawa Barat mengalami kekurangan pasokan makanan dan air bersih.

Menurut Sigit Udjwalprana, Sekretaris Satuan Koordinasi dan Pelaksana Penanggulangan Bencana Jawa Barat, bantuan untuk para korban mengalir, namun jumlahnya kerap terbatas. "Mereka perlu makanan. Itu yang paling penting," kata Sigit saat dihubungi Tempo semalam.

Menurut dia, bantuan sebenarnya bisa disalurkan ke hampir semua tempat pengungsian dengan menggunakan mobil. Untuk daerah yang sulit dijangkau, petugas menggunakan kendaraan roda dua. Namun, jumlah bantuan tersebut dinilai belum memenuhi kebutuhan para pengungsi. "Makanan dan air bersih perlu ditambah," kata Sigit.

Rabu lalu, gempa berkekuatan 7,3 skala Richter mengguncang sejumlah daerah di Jawa Barat. Hingga kemarin, menurut Sigit, korban tewas di wilayahnya mencapai 73 orang dan 900 orang cedera. "Korban yang belum ditemukan 34 orang," katanya. "Mereka tertimpa longsor di Cicangkareng, Cianjur."

Deputi Umum Serikat Petani Pasundan Ibang Lukmanurdin menyatakan masih banyak korban gempa di daerah terpencil yang diduga belum terjangkau bantuan. "Selain kesulitan infrastruktur, aparat pemda tidak mau survei ke daerah pedalaman," kata Ibang.

Namun, Sigit membantah dugaan tersebut. Menurut dia, semua lokasi desa yang digoyang lindu sudah disambangi petugas dan didata. "Minimal (dengan) roda dua bisa terjangkau," ujarnya.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Alma Lucyati khawatir ada kejadian luar biasa (KLB) diare bagi para korban yang berada di tenda-tenda pengungsian. Apalagi, sebelum terjadi gempa, angka kasus diare dilaporkan cenderung meningkat, seperti di Kabupaten Bogor, Tasikmalaya, dan Pangalengan. "Pola hidup sehat dan ketersediaan air bersih di tenda pengungsi harus diperhatikan," katanya kemarin.

Dokter Saidah, Kepala Puskesmas Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, membenarkan kekhawatiran itu. "Sebelum terjadi gempa, wilayah ini sudah dinyatakan KLB diare," katanya pada akhir pekan lalu. "Namun, setelah gempa, baru ditemukan satu kasus pasien diare."

Di Posko Utama Pangalengan, Kabupaten Bandung, para pengungsi mulai menderita sejumlah penyakit, termasuk diare. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Ahmad Kustijadi, penyakit yang mereka derita adalah infeksi saluran pernapasan akut, lambung atau gastritis, diare, flu, dan nyeri otot.

Untuk membantu korban gempa di Pangalengan, kemarin Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyerahkan bantuan dari Departemen Perdagangan dan mitranya. Bantuan itu berupa beras/bahan kebutuhan pokok, telur, mi instan, air mineral, sarden, dan makanan anak/bayi, yang diangkut dengan delapan truk. Selain itu, kain sarung, selimut, perlengkapan mandi, dan uang tunai Rp 200 juta. ANWAR SISWADI | ANTON SEPTIAN | AQIDA SWAMURTI | ERICK PRIBERKAH | ALWAN RIDHA | DWI WIYANA



Post Date : 07 September 2009