Jakarta, Kompas - Banjir yang merendam area Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Muara Karang akibat luapan Waduk Pluit, hingga Minggu (20/1) belum surut. Akibatnya, pembangkit listrik itu hanya mampu memproduksi listrik dengan daya 400 megawatt. Dengan meningkatnya beban daya pada Senin ini atau saat hari kerja, listrik di sebagian area di Jakarta diperkirakan kembali padam.
Direktur Operasi Jawa-Bali PT PLN Ngurah Adnyana mengatakan, kapasitas daya PLTGU Muara Karang 1.500 megawatt (MW), tetapi hanya beroperasi 400 MW. Ini akibat Gardu Induk Muara Karang Lama terendam banjir serta Gardu Induk Budi Kemuliaan dan Kebon Sirih berhenti beroperasi. ”Sampai Minggu siang, air di PLTGU Muara Karang belum surut,” kata dia.
Pada hari libur, saat beban rendah, beberapa area yang dilayani Gardu Induk Budi Kemuliaan dan Gardu Induk Kebon Sirih bisa dilayani dari gardu induk. Namun saat hari kerja, beban daya meningkat, maka sejumlah area yang dilayani Gardu Induk Budi Kemuliaan dan Kebon Sirih seperti Abdul Muis, Tanah Abang, Kebon Kacang, Jati Baru, Kwitang, Pasar Senen dan sekitar kemungkinan kembali padam.
Pasokan kedua gardu induk itu akan normal jika air surut dan Gardu Induk Muara Karang Lama beroperasi kembali. Normalnya ketinggian air ini, sangat bergantung pada kondisi limpasan Waduk Pluit. Delapan pompa air baru bisa digunakan jika Waduk Pluit tidak limpas lagi. Hingga kemarin pagi, terdapat 578 gardu yang masih mengalami pemadaman. Garu yang dipadamkan itu ada di daerah yang hingga kini masih terkena dampak banjir.
Namun, Gardu Induk Setiabudi dan Gardu Induk Dukuh Atas sudah kembali beroperasi. Beban pada kedua gardu itu mencapai 107 MW, meliputi area Gardu Induk Setiabudi yang melayani daerah Sudirman, Rasuna Said, Kuningan, Menteng Dalam, Casablanca, Setiabudi, Dr Satrio, Taman Rasuna, dan Proklamasi. Adapun Gardu Induk Dukuh Atas melayani daerah Rasuna Said, Waduk Setiabudi, Tosari, Setiabudi Raya, Menteng Atas, Casablanca Raya, dan Pasar Rumput.
Untuk membantu wilayah Pluit yang masih tergenang, Minggu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara meminta PT Dok Koja Bahari (DKB) menggunakan pompanya untuk menyedot air yang ada di Pluit. DKB memiliki 10 pompa berkapasitas 18 meter kubik per detik yang biasa digunakan untuk mengeringkan dok. Kapasitas ini cukup besar, mengingat pompa yang dipakai di Pluit hanya berkapasitas 6 meter kubik per detik.
”Untuk sementara, baru dua pompa yang digunakan. Nanti dilihat perkembangannya. Sebenarnya kami ingin menggunakan kapal keruk yang juga bisa berfungsi untuk pompa. Namun, kapal keruk milik PT Rukindo itu masih dalam perbaikan di DKB, jadi tak bisa digunakan. Kami coba menyewa kapal keruk dari Singapura, tapi belum dapat,” ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Ancaman pasang laut
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jebolnya tanggul Kanal Barat di Jalan Latuharhari, Kamis (17/1), menyebabkan banjir menggenangi sebagian Jalan Sudirman, Bundaran HI, Jalan MH Thamrin dan sekitarnya. Sungai Cideng menerima beban dua kali lipat kapasitasnya, yaitu mencapai 60 meter kubik per detik.
Pada saat bersamaan, kata Sutopo, pompa di Waduk Melati yang berkapasitas 12 meter kubik per detik dan di pompa Cideng yang berkapasitas 7 meter kubik per detik juga mati. Dengan matinya pompa air, banjir makin tidak terkendali.
”Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai yang banjir. Panel 2 pompa banjir berkapasitas 35 meter kubik per detik dan 4 meter kubik per detik di Waduk Pluit ternyata turut terendam banjir dan tidak beroperasi. Akhirnya, banjir meluas karena pasokan debit ke Waduk Pluit terus terjadi, sementara itu pembuangan air tidak berjalan. Ini ditambah dengan pasang laut makin bertambah,” katanya.
Data BNPB, pasang laut tertinggi pada Sabtu (19/1) terjadi pada pukul 07.35, yaitu tinggi 0,87 meter. Pada Minggu (20/1) pasang tertinggi terjadi pukul 07.51, yaitu 0,91 meter. Hari ini, Senin (21/1), diprediksi pasang tertinggi terjadi pukul 08.10, yaitu 0,94 meter. Bahkan pada Kamis (24/1) hingga Sabtu (26/1), pasang tertinggi mencapai 1 meter pukul 09.09-09.46. Pasang laut ini berpotensi memicu terjadinya rob di sebagian kawasan di Jakarta Utara. (NEL/NDY/ARN/EVY)
Post Date : 21 Januari 2013
|