|
Jakarta, Kompas - Di tengah suasana Lebaran, segenap warga Pejompongan, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu (6/11), mengeluhkan terhentinya pasokan air bersih dari PT PAM Lyonaise Jaya. Kalaupun air mengalir, debitnya sangat kecil. Akibatnya, banyak warga yang kelabakan tidak memiliki air justru ketika sedang membutuhkannya dalam jumlah yang banyak di hari-hari Lebaran. Air bersih ini tidak sekadar macet, tetapi benar-benar mati. Untunglah kami menggunakan sumber air tanah pula. Tetapi, tetangga lainnya ada yang saya lihat harus mengambil air dari tempat yang jauh karena tidak memiliki sumber air lagi, kata Iwan, warga Jalan Danau Toba, Pejompongan, Minggu (6/11). Iwan tidak mengetahui penyebab matinya saluran air bersih dari PT PAM Lyonaise Jaya (Palyja). Iwan pun merasa heran mengapa dalam jarak tidak lebih dari satu kilometer antara rumahnya dan tempat pengolahan air baku PT Palyja itu saluran air benar-benar mati. Di antara beberapa warga Pejompongan kemarin memang ada yang menyatakan bahwa air tetap mengalir. Tetapi, alirannya sangat pelan dan tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.Saudara-saudara saya yang berkunjung ke rumah sampai tidak bisa mandi atau sekadar bersih-bersih diri untuk bersembahyang karena saluran air bersih mengalir sangat pelan, kata Ketua RT 02 RW 04 Pejompongan Sri Ningsih. Menurut dia, aliran yang sangat pelan, bahkan kadang-kadang mati itu, berlangsung sejak Jumat siang pekan lalu. Beberapa waktu sebelumnya, Sri sempat membuat saluran air bawah tanah dengan sistem bor. Akan tetapi, saluran itu segera dimatikan karena kualitas air yang didapat tidak sehat. Satu-satunya jalan yang ditempuh Sri kini adalah membuka setiap keran air bersih dan menampungnya di ember. Setiap kali ember-ember itu penuh, segera airnya dituangkan ke tempat penampungan.Kalau tidak, air yang di ember itu langsung digunakan, seperti saat mandi, kata Sri. Perawatan Menanggapi keluhan pelanggannya, Manajer Public Relation PT Palyja Ratna Indrayani menyatakan, penyebab gangguan saluran air bersih PT Palyja adalah adanya perawatan tahunan terhadap berbagai peralatan di tempat pengolahan air baku di Pejompongan. Namun, Ratna mengakui, meskipun hal itu sudah diinformasikan melalui berbagai media massa pada pekan lalu, tetap saja ada warga yang belum mengetahuinya. Lagi pula, semestinya dampak perawatan itu tidak sampai membuat aliran mati sepenuhnya. Petugas teknis memperkirakan pasokan air hanya akan berkurang 10 persen, kata Ratna.Hingga kemarin, petugas PT Palyja belum mengirimkan truk-truk tangki air bersih untuk didistribusikan kepada warga yang sama sekali tidak dapat memperoleh air bersih. Menurut Ratna, truk-truk tangki air bersih itu akan segera didistribusikan kepada warga yang menghubungi call center PT Palyja dengan nomor telepon 57986555. Petugas call center yang dihubungi membenarkan adanya warga yang mengeluhkan bahwa saluran air bersih dari PT Palyja itu benar-benar mati. (naw) Post Date : 07 November 2005 |