|
Pontianak, Kompas - Upaya Pertamina untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, terhambat akibat kuatnya arus Sungai Kapuas pada musim hujan sekarang, terutama di bagian hulu. Sementara pengiriman BBM lewat jalan darat tidak bisa dilakukan karena kerusakan jalan yang sangat parah antara Kabupaten Sintang hingga Kabupaten Kapuas Hulu sepanjang 256 kilometer. Kepala Pertamina Cabang Pontianak M Iskandar mengatakan hal itu seusai menerima mahasiswa yang memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Kamis (6/1), di Pontianak. Menurut Iskandar, akibat kuatnya arus Sungai Kapuas, pengangkutan BBM menggunakan tongkang yang biasanya dua hari dari Pontianak ke Kabupaten Kapuas Hulu yang berjarak sekitar 815 kilometer, kini butuh waktu seminggu. Karena itulah di Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, terjadi kelangkaan BBM. "Pasokan tetap normal, tetapi pendistribusiannya menghadapi kendala dalam berupa arus sungai yang sangat kuat," kata Iskandar. Akibat terhambatnya pasokan, harga BBM eceran di daerah itu sekarang sangat tinggi. Premium yang mestinya Rp 1.850, sekarang melonjak menjadi Rp 5.000 per liter, solar yang mestinya Rp 1.650, sekarang dijual Rp 4.000 per liter, sedangkan minyak tanah yang mestinya Rp 1.200 per liter kini berharga Rp 4.000 per liter. Tidak ada pengurangan Menurut Iskandar, naiknya harga BBM di Kabupaten Kapuas Hulu bukan disebabkan pengurangan jatah. Sampai saat ini, pasokan BBM untuk Kabupaten Kapuas Hulu tetap 200 kiloliter per bulan. "Jumlah ini tidak termasuk kebutuhan solar untuk pembangkit listrik tenaga diesel," katanya. Kebutuhan untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) milik PT PLN Kabupaten Kapuas Hulu sekarang ini sekitar 360 kiloliter per bulan. Jumlah ini dipasok melalui darat sekitar 160 kiloliter per bulan dan melalui jalur sungai sekitar 200 kiloliter per bulan. "Itu sebabnya, jika pasokan solar terhambat, aliran listrik juga terganggu karena menggunakan bahan bakar solar," kata Iskandar. Sintang terendam Sementara itu, banjir yang melanda Kabupaten Sintang, sekitar 400 kilometer dari Kota Pontianak, semakin tinggi. Banjir yang disebabkan meluapnya air Sungai Kapuas dan Sungai Melawi ini menyebabkan ribuan rumah terendam dengan ketinggian air sekitar satu meter.(FUL) Post Date : 07 Januari 2005 |