Pasokan Air Turun Drastis Akibat Kemarau Panjang

Sumber:Pikiran Rakyat - 06 November 2006
Kategori:Air Minum
SUKABUMI, (PR).-Selama lima bulan terakhir ini, pasokan air bersih dari perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Sukabumi mengalami penurunan yang sangat tajam. Hal ini dimungkinkan akibat terjadinya krisis air pascakemarau panjang.

Akibat krisis air ini, tidak kurang dari 20.000 pelanggan PDAM tidak bisa menikmati pasokan air bersih secara normal. Bahkan, dengan pola gilir yang diberlakukan selama ini, mengubah pola hidup ribuan kepala rumah tangga. Warga sudah terbiasa begadang. Padahal, sebelumnya kebiasaan seperti ini tidak pernah dilakukan.

Keterangan yang dihimpun "PR" menyebutkan, sejak lima bulan terakhir ini, khususnya sejak kemarau melanda Sukabumi, pasokan air bersih dari PDAM Kota Sukabumi jauh menurun. Bahkan, akhir-akhir ini merosot tajam hingga 10%. Para pelanggan hanya diberi waktu memperoleh air bersih sekira tiga sampai lima jam, itu pun relatif kecil dan lebih banyak dipasok mulai tengah malam.

"Kalau tidak begadang pasti tidak akan memperoleh air bersih. Apalagi pasokan air kadang-kadang datang hanya dua atau tiga hari sekali. Jadi, kami terpaksa begadang dan ini sudah menjadi kebiasaan yang sebelumnya tidak pernah kami lakukan. Dampaknya sangat mengganggu kinerja di kantor. Kami harus bekerja dengan mata terkantuk-kantuk. Tapi mau diapakan lagi karena kondisinya sudah parah begini," ujar Agus Sofyan, salah seorang pelanggan asal Jln. Sriwijaya.

Dirut PDAM Kota Sukabumi, Drs. H. Sulaeman Muchtar, S.H., M.M. yang dihubungi wartawan, mengakui turunnya pasokan air bersih kepada puluhan ribu pelanggan PDAM. Hal ini sangat dimungkinkan, akibat turunnya debit air dari sejumlah mata air milik PDAM Kota Sukabumi. "Walapun beberapa hari terakhir mulai turun hujan, tapi belum ada pengaruhnya terhadap peningkatan debit air," kata Sulaeman Muchtar.

Turun drastis

Menurut Sulaeman Muchtar, debit air di tiga sumber mata air yang dikelola PDAM Kota Sukabumi, yaitu Cinumpang, Cigadog, dan Batukarut mengalami penurunan drastis. Pengukuran terakhir debit air sumbermata air Cinumpang, posisi debit airnya tak lebih dari 14 m3/detik. Padahal, kondisi normal debit air di sumbermata air Batukarut tak kurang dari 150 m3. Demikian pula debit air pada sumbermata air di Cigadog posisinya hanya 36 m3/detik dengan kondisi normal rata-rata 50 m3/detik.

"Penurunan debit air tidak hanya di tiga sumbermata air itu saja, tapi penurunan debit air cukup drastis terjadi pula di 14 sumur artesis tersebar di Kota Sukabumi, " ujar Sulaeman.

Dicontohkan, debit air di sumur artesis di Lembursitu yang mampu menyedot air 2 m3/detik. Apabila dihitung volume air dari seluruh sumur artesis di kota, vulumenya tidak lebih dari 90 m3/detik. Tapi, diakui kondisi yang seret ini sangat tertolong dengan adanya 14 sumur artesis yang tersebar di beberapa penjuru kota . "Ke depan di Kota Sukabumi akan mengusulkan untuk menambah dua sumur artesis," kata Sulaeman, menambahkan.

Rencananya dua sumur artesis itu, lanjut dia, antara lain akan dibangun di Pemkot Sukabumi, serta satu titik lagi di Masjid Qolbun Salim. Untuk pembangunan sumur artesis di dua lokasi itu apabila tak ada halangan, akan dibangun awal tahun 2007 mendatang. Dikemukakan pula, bagi para pelanggan yang merasa butuh air bersih secara mendadak, bisa menghubungi kantor PDAM Kota Sukabumi yang secara darurat akan mengirimkan air bersih melalui tangki kendaraan air bersih secara khusus."'Untuk menopang operasional kendaraan tangki air, Pemkot Sukabumi belum lama ini mengerahkan kendaraan pertamanaan untuk membantu kelancaran pasokan air bersih kepada pelanggan," kata Sulaeman. (A-82)



Post Date : 06 November 2006