Pasokan Air Tirta Benteng Terhenti Enam Jam

Sumber:Suara Pembaruan - 06 November 2006
Kategori:Air Minum
TANGERANG] Musim kemarau, kekurangan air baku, musim penghujan air penuh lumpur. Itulah kondisi yang dialami PT Tirta Benteng, Perusahaan Daerah Air Minum Kota Tangerang terhadap keberadaan Sungai Cisadane.

Sumber air bersih di Kota Tangerang, yang juga merupakan sumber daya alam terbesar wilayah ini, selama musim penghujan, endapan lumpur di sungai ini naik ke permukaan sehingga menyulitkan proses produksi dan memaksa PDAM Tirta Benteng sepanjang Minggu (5/11) berhenti beroperasi selama enam jam mulai pukul 05.00 hingga 12.00 WIB.

"Kadar lumpur di Sungai Cisadane mencapai 60.000 nepelo turbodity unit (NTU). Padahal, untuk bisa diolah, kadar kepekatan lumpur yang bisa ditoleransi hanya 1.000 NTU," ujar Indra Wawan Setiawan, Humas PDAM Kota Tangerang kepada wartawan, Minggu (5/11).

Menurut Indra, penghentian produksi, berakibat pada terhentinya pasokan air bagi 15.000 pelanggan PDAM Kota Tangerang. "Produksi mulai terhenti sejak pukul 05.00. Namun, sekitar pukul 12.00, kami sudah mulai bisa memproduksi air bersih kembali. Atas kejadian tersebut, PDAM Tirta Benteng memohon maaf kepada para pelanggan," ujar Indra.

Lebih lanjut dikatakan, naiknya endapan lumpur di dasar sungai sejak musim kemarau, diduga karena derasnya curah hujan yang terjadi di Kota Tangerang dan wilayah Bogor, daerah hulu Sungai Cisadane, dalam beberapa hari terakhir.

"Kepekatan lumpur dalam air sungai menjadi tinggi. Langkah ke depan, PDAM akan membuat filter yang lebih halus, hingga mampu menyaring endapan lumpur lebih baik lagi serta berencana pula membangun bendungan untuk mengendapkan lumpur dalam air baku sebelum dialirkan ke dalam intake atau tempat penampungan sementara," katanya.

Seperti yang diberitakan Pembaruan beberapa waktu lalu, Sungai Cisadane memang sudah saatnya dikeruk. Karena sedimentasinya sudah sangat parah mencapai 90 persen.

Artinya, dari 12,45 meter ketinggian permukaan air Sungai Cisadane, hanya 10 persen yang benar-benar merupakan air, sisanya lumpur. Pada musim kemarau air, yang mengalir lebih banyak terbuang ke laut. [132]



Post Date : 06 November 2006