Jakarta, Kompas - Akibat kualitas pasokan air baku terganggu, sekitar 40 persen pelanggan air bersih tidak bisa mendapatkan aliran air secara total atau aliran mengecil. Hingga Rabu malam belum ada keterangan dari operator air bersih sampai kapan gangguan akan berlangsung.
Gangguan pasokan air baku itu dialami kedua operator air bersih di Jakarta, yakni Palyja dan Aetra. Sebanyak 40 persen pelanggan Palyja mengalami pasokan air terhenti dan pasokan air menurun.
Sementara Aetra mengatakan terpaksa menurunkan 25 persen pasokannya akibat menurunnya kualitas air baku itu. ”Dari pantauan kami di Instalasi Pengolahan Air Buaran dan Pulogadung, terjadi penurunan pasokan air baku dari Perum Jasa Tirta (PJT) II. Akibatnya, air yang masuk ke instalasi pengolahan air berkurang dari kebutuhan normal,” kata Yosua L Tobing, Corporate Secretary PT Aetra Air Jakarta.
Kondisi air baku yang menurun itu dikarenakan terjadi penurunan volume air baku dari Curug. ”Beberapa hari lalu terjadi banjir yang menimbulkan endapan lumpur cukup tebal. Endapan lumpur itu yang menyebabkan pompa air baku milik PJT II rusak. Perbaikan pompa itu membutuhkan waktu beberapa hari,” kata Yosua.
Ia menambahkan, penurunan ini mengakibatkan sebagian besar pelanggan Aetra yang berada di sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat, dan seluruh Jakarta Timur mengalami gangguan suplai air berupa air kecil, air mati, dan air keruh.
Permasalahan yang sama juga dihadapi Palyja. Herawati Prasetyo, Wakil Presiden Direktur Palyja, mengatakan, ”Pasokan air baku yang menurun membuat Instalasi Pengolahan Air Pejompongan 1 dan 2 tidak bisa memproduksi secara optimal.”
Herawati menambahkan, ”Kami akan mengoptimalkan seluruh fasilitas produksi kami untuk membantu pasokan air bersih ke wilayah yang terkena dampak.”
Wilayah Palyja yang mengalami pasokan air terhenti antara lain di Kebon Kelapa, Pasar Baru, Maphar, Taman Sari, Kartini, Tomang, Grogol, Petojo Selatan, Cideng, Angke, Jembatan Lima, Tambora, Glodok, Mangga Besar, Tanjung Duren, Wijaya Kusuma, Jelambar, Pluit, Penjaringan, Kebon Jeruk, Duri Kepa, dan sekitarnya.
Adapun wilayah yang mengalami pasokan air menurun, antara lain, Gelora, Bendungan Hilir, Karet, Menteng Atas, Guntur, Kebon Melati, Gondangdia, Slipi, Jatipulo, Pejagalan, Kampung Melayu, Bukit Duri Tanjakan, dan sekitarnya. (ARN)
Post Date : 06 Mei 2010
|