Pasokan Air PDAM Terganggu

Sumber:Kompas - 08 Oktober 2010
Kategori:Air Minum

Jambi, Kompas - Pasokan air untuk sekitar 40.000 pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum di Kota Jambi terhenti selama tiga hari terakhir. Hal itu terjadi karena perusahaan daerah tersebut tengah melakukan pencucian bak dan penggantian alat pengatur pipa induk.

Salah seorang warga Talang Banjar, Agus, mengeluhkan pasokan air ke rumahnya sudah terhenti sejak hari Selasa lalu. Padahal, selama ini dirinya memanfaatkan air tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga untuk menjalankan usaha warung makan.

”Kami terpaksa meminta air sumur punya tetangga selama air dari PDAM macet. Ini sungguh sangat merepotkan kami,” kata Agus, Kamis (7/10) di Jambi.

Abeng, warga lainnya, mengeluhkan hal serupa. Ia mengaku terpaksa membeli air kemasan lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan mandi. ”Kami tidak bisa mencuci kain dulu karena air macet. Adapun untuk kebutuhan mandi, kami terpaksa beli air galon. Jadinya memang lebih boros,” ujarnya.

Sudah diumumkan

Herry Suganda dari Humas PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, saat dihubungi, membenarkan terjadi gangguan distribusi air sejak Selasa lalu. Manajemen perusahaan itu mengaku telah mengumumkan gangguan distribusi air ini melalui sejumlah media massa lokal di Kota Jambi.

”Kami telah mengumumkan kepada masyarakat sejak beberapa hari sebelumnya bahwa akan ada gangguan distribusi air. Jadi, kami tidak melakukannya secara tiba-tiba,” katanya.

Herry menjelaskan, gangguan distribusi terjadi karena pihaknya tengah melakukan pencucian bak dan penggantian alat pengatur pipa induk. Atas kegiatan ini, distribusi air harus dimatikan secara total untuk sementara waktu. Pihaknya memperkirakan kegiatan pencucian bak dan penggantian alat selesai pada Kamis malam sehingga pasokan air kepada masyarakat diharapkan kembali normal pada hari ini, Jumat (8/10).

80 persen

Penggantian alat, menurut dia, bukanlah kegiatan rutin. Alat pengatur pipa induk yang saat ini digunakan telah lebih dari 10 tahun tidak diganti. Jika tidak dilakukan pemeliharaan, pihaknya khawatir akan berdampak pada terjadinya kerusakan secara tiba-tiba suatu waktu pada masa mendatang.

”Kalau pengatur pipa itu tidak diganti, bisa-bisa nantinya distribusi air malah lebih terganggu karena pipanya terbuka terus untuk satu jalur, tetapi tertutup untuk jalur lainnya,” ujarnya.

Jumlah pelanggan PDAM di Kota Jambi, kata Herry, saat ini 56.000 orang. Pihaknya memperkirakan lebih kurang 40.000 pelanggan yang tak mendapat pasokan air sementara atas kegiatan perbaikan ini. ”Distribusi untuk sekitar 80 persen pelanggan yang terganggu,” ujarnya.

Namun, menurut Herry, gangguan distribusi air PDAM tidak akan berdampak besar terhadap masyarakat secara keseluruhan. Pasalnya, sebagian pelanggan juga telah memiliki sumur pompa. ”Kalau distribusi air PDAM terganggu, mereka masih dapat memanfaatkan air sumur di rumahnya,” tutur Herry.

Selain terkait keluhan para pelanggan, PDAM setempat juga beberapa kali menuai unjuk rasa dari karyawannya. Serikat pekerja PDAM Kota Jambi, misalnya, pernah mengungkap empat permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan daerah tersebut, seperti program kerja yang menggunakan komputerisasi serta program rekening yang tidak berhasil meskipun perusahaan telah mengeluarkan biaya ratusan juta rupiah.

Hal itu mengakibatkan sering terjadi kesalahan penghitungan dan pembayaran ganda yang dilakukan konsumen. Selain itu, ada penyalahgunaan kerja sama di antara pengelola jasa pengolahan air bersih di Aur Duri, antara pihak jasa pengolahan air dan direksi PDAM. Konflik itu secara tidak langsung berakibat merugikan konsumen di sisi penghitungan volume air yang digunakan. Ini juga masalah serius yang harus dituntaskan. (ITA)



Post Date : 08 Oktober 2010