BLORA, KOMPAS - Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana atau BBWSPJ merehabilitasi bendung atau tanggul utama Waduk Tempuran, Desa Tempuran, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, selama 180 hari. Akibatnya, pasokan air Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Blora berkurang 40 persen.
Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Blora, Eko Budi Ristiawan, Kamis (12/8), di Blora, mengatakan, Waduk Tempuran merupakan salah satu sumber air untuk memenuhi kebutuhan 2.500 pelanggan di Kota Blora. Waduk tersebut mampu mencukupi 40 persen kebutuhan bahan baku air PDAM, terutama di wilayah PDAM Cabang Blora.
Bahan baku lainnya berasal dari Sungai Ngampel yang mampu memberikan kontribusi sebesar 40 persen dan mata air Kajar 20 persen. Lantaran sumber air dari Waduk Tempuran sudah tidak ada sejak awal Agustus 2010, PDAM mengoptimalkan bahan baku air dari kedua sumber air itu, terutama Sungai Ngampel.
"Sumber Ngampel yang semula beroperasi 20 jam dengan debit air 20 liter per detik, kami optimalkan menjadi 30 liter per detik dan beroperasi selama 24 jam," kata Eko.
Kepala PDAM Cabang Blora Hanafi menambahkan, kemampuan dua sumber tersebut sangat terbatas. Jika tidak terjadi hujan hingga akhir Agustus, pasokan air dari kedua sumber akan berkurang karena air Sungai Ngampel mengering dan debit air mata air Kajar turun drastis.
PDAM pun mengalirkan air secara bergiliran antara Kota Blora Timur dan Blora Barat. Namun, jika stok air benar-benar tidak ada, PDAM bakal menghentikan pasokan dan tidak akan menerbitkan rekening tagihan kepada 2.500 pelanggan.
"Saat ini, kami tidak mampu memberikan pasokan air selama 24 jam kepada pelanggan di Kota Blora yang permukimannya berada paling jauh dari sumber air. Air hanya mengalir dari pukul 05.00-11.00," kata Hanafi.
Secara terpisah, Koordinator Wilayah Seluna BBWSPJ Nur Hadi Mulyono mengemukakan, Waduk Tempuran perlu diperbaiki lantaran bendung atau tanggul utama waduk ambles. Penurunan permukaan tanggul itu mengakibatkan bagian dalam dinding tanggul rapuh sehingga waduk rawan jebol, terutama saat penghujan.
"Timbunan tanah tanggul sudah hancur sehingga pori-pori tanah banyak yang terbuka lebar. Kalau terkena air terus-menerus dan berlebihan, tanah tanggul akan longsor atau jebol," kata dia.
Selain di Waduk Tempuran, BBWSPJ juga memperbaiki kebocoran Waduk Bentolo di Kecamatan Todanan. Waduk itu merupakan sumber air PDAM Cabang Todanan untuk memenuhi kebutuhan air 1.000 pelanggan di Kecamatan Ngawen dan Kunduran. (HEN)
Post Date : 13 Agustus 2010
|