|
TANGERANG -- Lebih dari 7.000 pelanggan air minum di Kabupaten Tangerang kesulitan mendapatkan air dua pekan terakhir. Pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kerta Raharja terganggu akibat menyusutnya permukaan Sungai Cidurian. Litman Hadi, pelanggan air di Desa Gembong, Balaraja, mengatakan aliran air ke rumahnya sangat kecil dan kadang-kadang malah tak mengalir. "Sudah dua minggu ini begitu," katanya kepada Tempo kemarin. Siti Nurmala, warga Perumahan Tigaraksa, juga mengeluhkan hal yang sama. "Airnya ada, tapi keluarnya sedikit-sedikit. Untuk dapat satu ember saja, harus menunggu satu jam," ujarnya. Dia mengatakan sampai hari ini tak ada pemberitahuan resmi dari perusahaan air minum. Kepala Subinformasi Tirta Kerta Raharja Rudi Santosa mengatakan kecilnya volume air yang sampai ke pelanggan karena ada penurunan produksi air di instalasi pengolahan air Solear, yang melayani 7.472 pelanggan. Penurunan produksi terjadi karena volume air baku dari Sungai Cidurian menyusut. "Distribusi air bersih tidak bisa dilakukan secara normal," kata Rudi. Pada saat normal, Solear mampu memproduksi air bersih 100 liter per detik. Selain dari Solear, Tirta Kerta Raharja mendapat pasokan air dari instalasi pengolahan air Cikokol dan Serpong, yang melayani hampir 50 ribu pelanggan. Tapi pasokan air dari sana masih normal, meski permukaan Sungai Cisadane juga susut. "Belum di ambang kritis," ucap Rudi. Untuk mengatasi persoalan yang dialami pelanggan, Rudi mengatakan mereka menunggu laporan dari pelanggan yang membutuhkan pasokan air bersih. "Akan kami kirim dengan mobil tangki," katanya. Tapi, sampai saat ini, kata Rudi, belum ada permintaan atau laporan. JONIANSYAH Post Date : 19 Januari 2007 |