|
jakarta, kompas - Akibat pipa pecah, Minggu (23/10), sekitar 40.000 pelanggan PT PAM Lyonnaise Jaya tidak menerima air bersih atau menerima air dengan debit lebih kecil. Diperkirakan pasokan air bersih baru normal kembali pada Senin subuh ini. Pipa pecah sepanjang 1,5 meter. Pipa tersebut berdiameter 500 milimeter dan tertanam sedalam 2 meter di tepi Jalan Lapangan Bola, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Air menggenangi ruas jalan tersebut hingga setinggi 20-30 sentimeter pada Minggu sekitar pukul 05.00. ”Tadi pagi air di rumah mati. Ternyata ada pipa yang pecah. Sampai sekarang belum mengalir lagi,” kata Ilham, warga Kebon Jeruk. Hingga kemarin siang, para pekerja masih terlihat mengganti pipa yang pecah. Lumpur akibat genangan air masih terlihat di badan jalan. Sisa genangan air juga masih terlihat di tepi jalan. Corporate Communication Head PT Palyja Meyritha Maryanie mengatakan, perbaikan pipa yang pecah tersebut diperkirakan baru selesai pukul 18.00. ”Pipa tersebut termasuk pipa besar. Karena pipa yang pecah sepanjang 1,5 meter, kami harus mengganti pipanya sepanjang 2,5 meter. Aliran air terpaksa kami tutup dulu. Setidaknya ada 40.000 pelanggan yang terganggu pasokan airnya,” katanya. Meyritha memperkirakan, air sudah bisa mengalir ke pelanggan Minggu malam tetapi masih kotor. Seiring dengan proses pembersihan, air tetap bisa dialirkan. Wilayah yang tidak mendapat pasokan air akibat pipa pecah antara lain di Kebon Jeruk, Kedoya, Kembangan, Rawa Buaya, Kapuk, Cengkareng, dan Duri Kosambi. Sementara wilayah sekitar Kelapa Dua, Srengseng, dan sejumlah wilayah di Jakarta Utara, seperti Pejagalan, Pluit, dan Muara Karang, mengalami penurunan debit air. ”Air di kompleks kami sampai sore ini belum mengalir. Ada rumah yang sudah tidak dapat air sejak pagi, tetapi ada juga yang baru sore tidak dapat air,” kata Amin, warga Cengkareng Timur. Amin terpaksa meminta air dari rumah tetangga dan mengalirkan air dengan selang ke rumahnya. Dia berharap kerusakan pipa bisa lekas dibereskan supaya air kembali mengalir. Diduga akibat tekanan Belum diketahui secara pasti penyebab pipa pecah hingga sepanjang 1,5 meter. ”Kemungkinan ada tekanan terhadap pipa, tetapi kami belum mengetahui pasti dan masih menyelidiki,” ujar Meyritha. Selain akibat pipa pecah, pasokan air juga terganggu karena debit air di Waduk Jatiluhur, yang menjadi sumber utama air bagi Palyja, juga mengalami penurunan. Batas kritis air waduk 87 meter di atas permukaan laut. ”Kemarin permukaan air sudah mencapai 88 meter di atas permukaan laut. Hari ini kemungkinan bertambah karena semalam turun hujan. Namun, kami harus mengatur fluktuasi air di Pejompongan,” kata Meyritha. (FRO) Post Date : 24 Oktober 2011 |