|
MEDAN– Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi masih dikeluhkan pelanggan di Kota Medan. Kali ini,masyarakat di tiga kecamatan kesulitan mendapat pasokan air bersih karena suplai dari perusahaan milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) itu terganggu. Warga Perumnas Helvetia misalnya,sudah sejak sepekan terakhir suplai air PDAM Tirtanadi ke kawasan itu tidak lancar. Jikapun mengalir,debit airnya sangat kecil dan harus ditampung malam atau dinihari. “Kalau untuk pagi sampai sore air sama sekali tidak menyala,” kata Dewi Sirait,warga Perumnas Helvetia,kemarin. Kejadian seperti ini bukanlah yang pertama kali di alami warga di kawasan Helvetia. Namun kejadian kali ini benarbenar menyulitkan warga.“Sekarang kami harus membeli air isi ulang untuk memenuhi kebutuhan air bersih,”ucapnya. Fuad,warga Jalan Bambu, Medan Timur mengeluhkan kondisi serupa. Menurut dia, pasokan air dari PDAM Tirtanadi yang disuplai ke rumah mereka sangat menyakitkan hati.Saat dibutuhkan air malah tidak ada. “Nanti kalau hidup, airnya kecil.Tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan satu rumah tangga.Kami minta PDAM jangan terus seperti ini,”pintanya. Keluhan Fuad ini tak jauh berbeda dengan yang dirasakan Indah,warga Medan Selayang. Air yang disuplai PDAM Tirtanadi ke rumahnya sangat mengecewakan karena sering mampet dan kotor. “Air macet dan kotor itu sudah biasa.Sepertinya jarang ada perbaikan pelayanan,” tukasnya. Lain lagi keluhan yang disampaikan Rony Muharman, warga Bumi Asri Medan. Dia mengaku sangat kecewa dengan PDAM Tirtanadi karena sudah dua bulan diajukan, namun pemasangan sambungan air baru ke rumahnya tak kunjung diwujdukan. “Padahal uang administrasi sebesar Rp2 juta sudah diberikan, tapi belum ada dipasang sampai sekarang,” katanya. PDAM Tirtanadi tak kunjung memasangnya karena terkendala material sambungan baru.“Tapi ditanya kapan bisa dipasang, pihak PDAM Tirtanadi pun mengaku tidak tahu,” ucapnya. Anggota Komisi C DPRD Kota Medan dari daerah pemilihan Kecamatan Helvetia, Herri Zulkarnain mengaku merasakan keluhan warga terhadap pelayanan PDAM Tirtanadi. Dia pun sudah sering meminta PDAM untuk memperbaiki pelayanan kepada pelanggan, tapi hasilnya tetap begitu- begitu saja. “Kami pikir kalau memang tidak sanggup, serahkan saja kepada swasta. Jangan lagi dimonopoli pelayanan air ini oleh PDAM Tirtanadi,” tukasnya. Terpisah,staf Humas PDAM Tirtanadi Zaman Mendrofa membenarkan adanya gangguan pasokan air yang disebabkan pompa tidak beroperasi maksimal Akibat kekuatan listrik terbatas. ”Karena itu suplai pada pelanggan berkurang.Tapi sekarang sudah kembali normal. Untuk di Jalan Bambu dan Medan Selayang juga sama. Airnya disuplai dari pipa IPA Sunggal,” ungkapnya. Untuk kawasan Helvetia pada kondisi normal,PDAM Tirtanadi hanya bisa melayani selama 20 jam per hari. Sementara itu, untuk persoalan pemasangan sambungan baru, Zaman menduga dikarenakan tidak dilakukan lewat jalur resmi. Dia menyebutkan, biaya pemasangan resmi hanya sebesar Rp1.750.000, bukan Rp2 juta. Pihaknya pun sudah mengimbau agar tidak menggunakan jasa calo meskipun itu pegawai PDAM Tirtanadi. “Kalau diserahkan pada orang, meskipun orang itu adalah pegawai PDAM,bagaimana kami jawab.Terus terang, 1.500 pegawai kami tidak mungkin bisa kami jamin. Makanya kami imbau supaya jangan gunakan jasa oknum. Kalau mau langsung saja ke kantor, ”tandasnya. Zaman mengakui memang ada kendala pengadaan material. Sebab pengadaan dilakukan secara menyeluruh untuk setiap unit kerja,tidak bisa satusatu. Di mana,PDAM Tirtanadi membuat estimasi pertumbuhan sekitar 20.000 sambungan baru setiap tahun. “Jadi ada prosesnya.Karena harus sesuai dengan Peraturan Presiden No 54/2010. Saat ini sedang berjalan proses pengadaan materialnya, mudah-mudahan bisa segera dipasang, ”pungkasnya. fakhrur rozi Post Date : 16 Maret 2012 |