JAKARTA – Pasokan air bersih di wilayah Jakarta tidak merata. Sebagian warga Ibu Kota belum bisa menggunakan air bersih sejak sepekan terakhir.
Sementara, di sejumlah wilayah air yang mengalir kondisinya kotor dan berbau.Warga mengandalkan air minum dalam kemasan galon yang semakin langka akibat banyaknya permintaan. Jayaputra, 50, warga Kalideres, Jakarta Barat,menuturkan, terhentinya pasokan air bersih sangat mengganggu.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Jayaputra terpaksa menggunakan air galon yang belakangan mulai langka.“Biasanya membeli di sekitar rumah, tapi depot dekat rumah sudah sering kehabisan stok,” kata Jaya kemarin. Dia terpaksa mencari air galon ke Cengkareng dan Duri Kosambi.
Dalam sehari dirinya membutuhkan empat galon air, yang semuanya digunakan untuk memasak dan minum. Sementara untuk kebutuhan mencuci dan mandi, terpaksa menumpang ke tetangga yang menggunakan air tanah. Sementara, untuk membantu mengatasi krisis air,Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan pengolahan air bersih di Danau Cincin Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin.
Ketua Bidang Kesehatan Unit Transfusi Darah Rumah Sakit PMI Farid Husain menuturkan, produksi air bisa mencapai 4.000 liter per jam.Selanjutnya, air olahan tersebut didistribusikan menggunakan 15 truk.
Dia menambahkan, pihaknya membawa serta tiga penampungan yang dibawa dari kantor pusat di Bandung dan Yogyakarta, dengan satu penampungan berkapasitas 15.000 liter. “Kami telah melakukan koordinasi dengan Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya untuk membantu mendistribusikan air bersih,”kata Farid. ilham safutra/ Solihin
Post Date : 07 September 2011
|