Pasokan Air Bersih Terancam

Sumber:Kompas - 24 Desember 2010
Kategori:Air Minum

Surabaya, Kompas - Proyek tol tengah kota dikhawatirkan mengancam pasokan air bersih dari PDAM Surabaya kepada ratusan ribu warga. Pasokan akan dihentikan bila pipa di lokasi proyek harus dipindahkan.

Direktur Utama PDAM Surabaya M Selim mengatakan, sampai sekarang PDAM memang belum mendapat keterangan resmi dari investor tol. PDAM hanya mendapat informasi tidak resmi dari berbagai sumber.

”Investor tol tengah tidak mempresentasikan proyek itu kepada Pemkot Surabaya. Jadi, kami belum diberita hu pemkot soal detail proyek,” kata Selim, Kamis (23/12) di Surabaya.

Namun, dikhawatirkan proyek akan melewati lokasi beberapa pipa PDAM. PDAM khawatir proyek itu akan mengenai lokasi pipa di Aloha, Kabupaten Sidoarjo, serta beberapa jaringan pipa di Surabaya.

”Sepanjang Jalan A Yani ada jaringan pipa besar dan sekunder. Kami belum pasti mana yang akan terkena dampak pembangunan. Kalau terkena, pilihannya pipa yang akan direlokasi atau fondasi jalan tol,” tuturnya.

Rencana pembuatan fondasi jalan layang di kawasan Ngagel dikhawatirkan berdampak pada Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Ngagel. IPAM tersebut melayani hampir 300.000 pelanggan. Demikian pula jaringan pipa di tujuh kecamatan lain yang akan dilewati tol tengah.

Menurut Selim, investor tol tengah berbeda dengan investor tol Surabaya-Mojokerto (Sumo). Investor tol Sumo secara terbuka berbicara dengan Pemkot Surabaya. Hal itu direspons PDAM antara lain dengan menegosiasikan lokasi fondasi agar tidak mengganggu jaringan pipa.

Kepala Bagian Layanan Pelanggan PDAM Surabaya Soenarno mengemukakan, relokasi akan sangat berdampak pada layanan. PDAM sudah pasti harus mematikan IPAM selama proses relokasi. ”Kami harus memotong dan menyambung pipa. Selama pekerjaan itu, pasokan dari IPAM harus dimatikan” katanya.

Sebagai gambaran, PDAM harus mematikan IPAM selama dua hari saat ada kebocoran pipa utama di IPAM Karang Pilang. Dampak penghentian operasi IPAM itu lebih dari dua hari. Pasalnya, air tidak bisa segera menjangkau pelanggan yang jauh.

”Saya tak bisa memperkirakan berapa lama IPAM harus dimatikan saat relokasi memang benar terjadi. Sampai sekarang kami belum tahu apakah relokasi diperlukan. Kalau diperlukan, di mana saja akan dilakukan,” tutur Soenarno.

Ia hanya menegaskan bahwa relokasi tidak mudah dilakukan. Butuh biaya besar untuk membebaskan lokasi pemasangan jaringan baru. Investasi besar juga dibutuhkan untuk memasang pipa di jaringan baru.

”Pilihannya sangat sulit bagi PDAM. Kalau memasang pipa baru sebelum relokasi, butuh investasi sangat besar. Kalau memindahkan jaringan lama, akan sangat menyusahkan pelanggan karena IPAM harus dimatikan sangat lama,” ujarnya. (RAZ)



Post Date : 24 Desember 2010