JAKARTA, KOMPAS.com - Dua hari sesudah gempa yang merusakkan pipa pemasok air baku, Jumat (4/9), pasokan air bersih untuk wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara kembali normal. Perbaikan pipa sudah selesai dengan sempurna dan produksi air bersih sudah optimal.
Kepala Divisi Perum Jasa Tirta II, Sutrisno mengatakan, tekanan air yang disalurkan pada pipa sudah normal pada pukul 07.00. Debit air baku yang disalurkan sudah mencapai 6.200 liter per detik. Jumlah itu sudah melebihi batas minimal yang diperlukan oleh PAM Lyonnaisse Jaya (PALYJA), operator PAM Jaya, yang mencapai 5.800 liter per detik.
Kepala Komunikasi Perusahaan PALYJA Meyritha Maryanie mengatakan, pasokan air baku naik secara bertahap sejak Kamis (3/9) dini hari, dari 3.000 liter per detik (lpd), naik menjadi 4.000 lpd, 5.000 lpd, dan akhirnya 6.200 lpd. Dengan pasokan air baku itu, produksi air bersih di instalasi pengolahan air (IPA) Pejompongan sudah berfungsi dengan normal.
Pasokan air di Jakarta Utara merupakan yang paling akhir normal karena tekanan air untuk ke wilayah itu tidak dapat mengandalkan gravitasi tetapi dengan bantuan pompa. Se dangkan pasokan ke Jakarta Pusat sebagian besar sudah normal sejak Kamis siang.
Gempa 7,3 skala Richter yang terjadi pada Rabu (2/9) mengakibatkan salah satu pipa penyalur air baku dari Waduk Jatiluhur ke IPA Pejompongan rusak. Kerusakan terjadi di sekitar Kampung Melayu.
Sutrisno mengatakan, sebenarnya gempa bukan membuat pipa pecah karena terbuat dari besi dan tertanam di dalam tanah. Kerusakan terjadi pada membran penyaring air atau rupterdisc. "Membran penyaring itu bocor akibat goncangan gempa," katanya.
Perbaikan dengan cara mengganti membran penyaring. Untuk mengganti membran, dua dari tiga pompa air di Cawang harus dimatikan terlebih dulu karena tidak mungkin memasang membran dalam tekanan air yang tinggi.
Penggantian membran itu membutuhkan waktu sekitar empat jam. Namun, pengaliran air dilakukan secara bertahap agar membran baru dapat terpasang dengan kuat.
Karena pompa dimatikan dan air baku tidak mengalir dengan normal ke IPA Pejompongan. Kondisi itu yang menye babkan produksi dan distribusi air bersih di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat terganggu. ECA
Post Date : 04 September 2009
|