Pasokan Air Baku untuk PAM Jaya Masih Aman

Sumber:Kompas - 23 September 2008
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Perum Jasa Tirta II menjamin pasokan air baku bagi PAM Jaya tetap akan stabil sampai memasuki musim hujan. Tinggi permukaan air di Waduk Ir H Djuanda, Jatiluhur, Jawa Barat, dinilai memadai untuk memasok pengairan di sekitar waduk dan pengolahan air bersih di Jakarta.

Direktur Umum Perum Jasa Tirta (PJT) II Djendam Gurusinga, Senin (22/9) di Jakarta Pusat, mengatakan, gangguan produksi air bersih di Jakarta pada Jumat (19/9) sampai Minggu lalu disebabkan oleh adanya penggunaan air baku secara ilegal sebelum masuk ke Jakarta.

Pintu-pintu irigasi yang seharusnya masih ditutup, kata Djendam, ternyata dibuka oleh oknum-oknum tertentu sehingga mengurangi volume air yang diperlukan oleh kedua operator PAM Jaya, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta. PJT II segera mengatasi masalah tersebut dengan memperbesar tekanan air dari Waduk Jatiluhur melalui pompa di Curug.

”Masalah itu disebabkan oleh kesalahan penggunaan air sehingga sifatnya sementara. Tidak ada penurunan cadangan air dari waduk, seperti dikhawatirkan sebelumnya,” kata Djendam.

Menurut Djendam, tinggi permukaan air di Waduk Jatiluhur masih berkisar di atas 97 meter. Meskipun turun sekitar 10 meter dari bulan April, tinggi permukaan itu masih menunjukkan persediaan air yang aman.

”Tinggi permukaan air stabil di kisaran 97 meter sejak Agustus. Dengan kondisi ini, cadangan air di Waduk Jatiluhur masih memadai sampai musim hujan berikutnya,” kata Djendam.

Khusus selama masa liburan Lebaran, kedua operator PAM Jaya itu justru meminta pasokan air dikurangi seiring dengan banyaknya warga yang mudik.

Sementara itu, kata Djendam, cadangan air baru dapat dikatakan kritis jika ketinggian muka air sudah di bawah 75 meter. Pada kondisi itu, aktivitas PLTA akan dikurangi, tetapi irigasi dan penyediaan air baku untuk air bersih tetap dijalankan.

Jaringan pipa

Anggota Badan Regulator PAM Jaya, Firdaus Ali, menyarankan perlunya pembangunan jaringan pipa dari Waduk Jatiluhur sampai ke Jakarta sejauh 70 kilometer. Pembangunan jaringan pipa dinilai dapat meminimalkan penurunan pasokan air secara mendadak ke Jakarta karena penggunaan ilegal.

Selain itu, jaringan pipa juga akan mencegah terjadi penguapan dan pencemaran air. Selama ini PJT II menggunakan saluran terbuka untuk mengalirkan air sehingga penguapan dan pencemaran tidak dapat dicegah.

”Jika kualitas air baku yang sampai ke Jakarta dapat dijaga setara dengan kualitas saat dialirkan dari Waduk Jatiluhur, biaya produksi air bersih dapat ditekan. Dampaknya, harga jual air bersih ke konsumen juga lebih murah daripada saat ini,” kata Firdaus. (ECA)



Post Date : 23 September 2008