Pasokan Air Baku Turun

Sumber:Kompas - 22 September 2008
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Berkurangnya pasokan air baku membuat pelayanan PAM Lyonnaise Jaya atau Palyja, salah satu operator PAM Jaya, terganggu selama tiga hari. Pelayanan air bersih diperkirakan dapat terganggu lagi jika kemarau semakin parah di hari-hari mendatang.

Kepala Humas PT Palyja Meyritha Maryanie, Minggu (21/9), mengatakan, penurunan pasokan air baku terjadi sejak Jumat (19/9) sampai Minggu (21/9). Pasokan air baku yang biasanya 6.200 liter per detik turun menjadi 4.700 liter per detik atau turun 24 persen.

Dampaknya, layanan air bersih di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara terganggu. Gangguan pasokan air bersih ke para pelanggan itu menyebabkan banyak keluhan.

”Kami terus meminta tambahan pasokan air baku dari Perum Jasa Tirta (PJT) II untuk mengatasi masalah ini. Tambahan pasokan air akhirnya didapat pada Minggu pagi, setelah PJT II mengalirkan air dari Curug,” kata Meyritha.

Kekurangan pasokan air baku juga dialami operator PAM Jaya yang lain, PT Aetra Air Jakarta. Manajer Humas PT Aetra Devy A Yheanne mengatakan, pasokan air baku turun dari 20.000 meter kubik per jam menjadi 15.000 meter kubik per jam atau turun sekitar 20 persen.

Penurunan itu, kata Devy, mengganggu produksi di instalasi pengolah air bersih Buaran, Jakarta Timur, tetapi tidak berpengaruh di instalasi Pulo Gadung. Pengurangan pasokan air baku itu belum menimbulkan gangguan pelayanan air bersih bagi pelanggan karena PJT II segera memasok tambahan air dari Curug, Jawa Barat.

Krisis air

Meyritha mengatakan, gangguan layanan air bersih memang berakhir Minggu siang. Namun, kekhawatiran akan terulangnya krisis pasokan air baku masih membayangi karena tambahan pasokan dari Curug hanya bersifat sementara.

”Jika musim kemarau semakin parah, kami khawatir pasokan air baku ke Jakarta juga terpengaruh. Kondisi itu sangat tidak menguntungkan karena sebentar lagi Lebaran,” kata Meyritha.

Menurut data di situs resmi PJT II, permukaan waduk Ir H Juanda, Jatiluhur, pada Jumat (19/9) mencapai 97,31 meter atau turun perlahan dari satu bulan sebelumnya yang mencapai 97,80 meter. Direktur PT PAM Jaya Hariadi Priyohutomo mengatakan, permukaan waduk itu masih aman untuk memasok air ke Jakarta.

”Kondisi baru dinyatakan tidak aman jika tinggi permukaan air turun ke 90 meter,” kata Hariadi.

Namun, kecenderungan penurunan tinggi permukaan air Waduk Jatiluhur terus terlihat sejak 19 April, yang mencapai 107,29 meter. Kecenderungan penurunan itu diperkirakan akan terus terjadi.

Dalam situs resminya, Badan Meteorologi dan Geofisika memperkirakan curah hujan di sekitar Waduk Jatiluhur sampai Jakarta akan berada pada kisaran rendah sepanjang September. Pada Oktober mulai ada peningkatan curah hujan, tetapi masih tergolong rendah. (ECA)



Post Date : 22 September 2008