Pasien Diare Bertambah

Sumber:Kompas - 25 November 2007
Kategori:Sanitasi
Jakarta, Kompas - Krisis air bersih yang terjadi di Jakarta Utara menyebabkan pasien penderita diare di RS Koja terus bertambah. Berdasarkan data dari Dinas kesehatan DKI Jakarta pada Sabtu kemarin, jumlah pasien diare di RS Koja meningkat dari 43 orang menjadi 81 orang. Satu anak balita meninggal pada Jumat (23/11).

Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Salimar Salim, Sabtu kemarin, mengatakan, pertambahan jumlah pasien yang sangat cepat diduga disebabkan oleh kelangkaan air bersih yang sedang terjadi di Jakarta Utara. Saat ini, tim dari dinas kesehatan sedang meneliti penyebab utama percepatan penyebaran penyakit diare di Rawa badak, Lagoa, Tanjung Priok, dan Koja.

"Diare adalah masalah yang muncul seiring dengan kekurangan air bersih. Dalam kondisi itu, masyarakat sering mengonsumsi air seadanya yang biasanya kotor, untuk berbagai keperluan. Akibatnya, diare gampang menyebar," kata Salimar.

Menurut Salimar, mayoritas pasien diare adalah anak-anak kecil dan anak balita. Mereka sangat rentan terserang diare jika tinggal di lingkungan yang kotor.

"Pasien yang meninggal juga merupakan (anak) balita yang berusia sekitar tujuh bulan bernama Imam dari Warakas. Orang- tuanya membawa Imam sudah dalam keadaan parah akibat dehidrasi berat," kata Salimar.

Para pasien diare, kata Salimar, biasanya tinggal di lingkungan permukiman padat. Di lingkungan itu, sumur sangat dekat dengan septic tank pembuangan tinja, sehingga sumber air mereka tercemar bakteri E coli.

Di sisi lain, pasokan air bersih dari jaringan pipa banyak yang tidak menjangkau mereka, sedangkan wilayah yang dilewati jaringan pipa juga tidak mendapat pasokan air bersih yang memadai. Aliran air bersih sudah tidak normal sejak Jumat pekan lalu akibat panel pompa yang rusak.

Layanan tidak memadai

Berdasarkan data dari Badan Regulator Perusahaan Air Minum (PAM) DKI, sekitar 1,5 juta warga Jakarta Utara tidak mendapat layanan air bersih yang memadai.

Rahmadi, warga Koja, Jakarta Utara, mengatakan, akibat pasokan air bersih yang mati sejak seminggu terakhir, keluarganya harus membeli air dari penjual eceran. Air sumurnya sudah tidak dapat digunakan karena berbau busuk dan payau.

Menanggapi krisis air bersih itu, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Ritola Tasmaya mengatakan, Pemerintah Provinsi sudah memerintahkan Thames PAM Jaya untuk mengirimkan air bersih melalui truk-truk tangki ke Jakarta Utara. Kiriman air bersih melalui truk harus dilakukan karena TPJ belum dapat melayani seluruh wilayah Jakarta Utara.

"Di beberapa kawasan masih ada bak-bak penampungan ukuran besar yang kita berikan pasca- banjir besar Februari lalu. Bak- bak penampungan itu dapat digunakan untuk menampung air bersih yang dikirimkan melalui truk," kata Ritola. (ECA)



Post Date : 25 November 2007