|
(Media): Bayi di bawah usia lima tahun (balita) yang terserang wabah diare di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam tiga hari terakhir terus bertambah. Saat ini 29 balita dirawat di dua rumah sakit berbeda. Sebelumnya, yang dirawat 20 balita. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Timor Tengah Selatan, kemarin, sembilan balita dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) SoE, ibu kota Timor Tengah Selatan, dan 20 balita lainnya dirawat di Poliklinik Desa (Polindes) Kecamatan Boking. Selain itu, sebanyak tiga balita meninggal pada pekan ketiga September tahun ini. Mereka adalah Ofis Toh, 11 bulan, Andreas Toh, 13 bulan, dan Afriana Misa, 5 bulan. Semuanya berasal dari Desa Fatumnasi, Kecamatan Boking. "Obat-obatan dan tenaga medis cukup sehingga penanganannya berlangsung cepat. Warga juga terus diimbau untuk segera membawa balitanya yang terkena diare," tutur Kepala Dinas Kesehatan Timor Tengah Selatan Markus Righuta yang dihubungi Media Indonesia lewat telepon interlokal di SoE, kemarin. Menurut Markus, diare disebabkan saat kemarau warga minum air yang tidak bersih, dan mereka tidak memiliki water closed (WC) sehingga mereka membuang air besar di sekitar rumah. Sementara itu, puluhan siswa sekolah dasar negeri (SDN) Pangkah 1 dan 7, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng), saat ini masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. Mereka diduga terserang penyakit hepatitis A. Di Rumah Sakit Islam Muhammadiyah, Desa Singkil, Kecamatan Adiwerna, Tegal, sebanyak 11 siswa, dari sebelumnya yang 15 siswa. Sedangkan di Rumah Sakit Umum Daerah Soeselo Slawi, sebanyak 10 siswa dari sebelumnya 13 siswa. Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Pangkah Bimo Bayuaji mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes. Menurut rencana, Rabu (26/9) mereka akan meninjau langsung ke SDN Pangkah 1 dan 7. (PO/JI/N-2) Post Date : 25 September 2007 |