|
JAKARTA, (PR).- Pascabanjir di DKI Jakarta memunculkan masalah tersendiri, berupa menumpuk-nya sampah. Tumpukan besar itu terlihat di sejumlah titik, antara lain di kawasan Manggarai dan antara Kalibata-Cililitan. Berdasarkan catatan Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta, pada Selasa (6/2) misalnya, pihaknya sudah mengangkut sampah sebanyak 1.113 m3 dengan 67 truk pengangkut. Esoknya, Rabu (7/2), 1.517 m3 yang diangkut dengan 105 truk serta Kamis (8/2), pihak Dinas Kebersihan sudah mengangkut 2.323 m3 sampah. Begitu pun Jumat (9/2), Dinas Kebersihan telah menurunkan 446 personel dengan 132 mobil truk. Kepala Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta Eko Baruna mengatakan, sedikitnya butuh waktu dua minggu untuk membersihkan gunung-gunung sampah itu. "Waktunya agak lama karena sampahnya banyak dan kita kekurangan truk," ujarnya, di Jakarta, akhir pekan lalu. Mobil-mobil itu merupakan sewaan dan pinjaman yang khusus digunakan untuk mengangkut sampah banjir ke TPA Bantar Gebang, Bekasi. Idealnya untuk mempercepat pembersihan sampah dibutuhkan 40-50 truk per wilayah Jakarta atau sekira 200 s.d. 250 truk setiap hari. Akan tetapi, sampai sekarang kebutuhan itu belum terpenuhi. Sebetulnya, Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta memiliki 736 truk sampah. Namun truk itu digunakan untuk mengangkut sampah sehari-hari warga Jakarta. Tentang lamanya pengangkutan sampah, juga bergantung pada daerah Jakarta apakah masih dilanda banjir atau tidak. "Jika masih tergenang air, tentu akan sulit mengangkut sampah yang ada," katanya. Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta menjanjikan akan membantu proses pembersihan rumah-rumah warga korban musibah banjir, yang saat ini dipenuhi lumpur pascabanjir yang menggenangi Jakarta hampir sepekan. Endapan warga Dalam keterangan di Balai Kota Jakarta, Jumat (9/2), Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyatakan bahwa setelah ketinggian air mulai surut, pihaknya memprioritaskan untuk pembersihan sejumlah lokasi yang endapan lumpurnya cukup banyak. Termasuk di antaranya di perumahan warga. "Kita akan melakukan rehabilitasi massal, dengan membersihkan rumah yang terkena banjir," ungkapnya. Untuk keperluan itu, kata dia, akan dikerahkan armada pemadam kebakaran yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta, TNI, Polri, dan pihak swasta. Sebab, memang wilayah yang harus dibersihkan sangat luas dan membutuhkan ratusan unit kendaraan pemadam kebakaran. Sutiyoso menambahkan, apabila unit kendaraan masih kurang, sejumlah daerah di sekitar Jakarta seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang akan dimintai bantuan. Sementara itu, catatan Crisis Center Satkorlak Penanggulangan Banjir dan Pengungsi Pemprov DKI Jakarta, hingga sepekan terjadinya bencana banjir, Jumat (9/2), sejumlah daerah masih diwarnai genangan. Tersebar di lima wilayah ibu kota, mulai Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur. Berdasarkan data, musibah tahun ini tidak hanya masyarakat biasa yang jadi korban banjir. Wakil rakyat pun terkena. Dua rumah anggota DPR RI, Azwir Dainy Tara (Fraksi Partai Golkar) dan Patrialis Akbar (FPAN), ikut terendam banjir dalam musibah banjir yang melanda Jakarta itu. Kediaman Azwir di Kompleks Gudang Peluru, Kel. Kebun Baru, Tebet Jakarta Selatan itu terendam banjir setinggi lebih kurang satu meter. Sedangkan rumah Patrialis Akbar di Kompleks Diskum, Cipinang, Jakarta Timur dimasuki air setinggi dengkul orang dewasa. Saat ini, air di rumah kedua anggota dewan itu sudah kering. Keduanya tidak menyangka kalau banjir memasuki rumahnya setinggi itu, karena pada tahun-tahun sebelumnya ketinggian air tidak seperti banjir kali ini. "Ini banjir paling besar. Selama ini tidak pernah sebesar ini," kata Azwir yang rumahnya tidak begitu jauh dari aluran Kali Ciliwung. Begitu juga dengan Patrialis, banjir kali ini tidak pernah diduganya sebesar itu. "Selama ini belum pernah masuk ke rumah. Kalau banjir hanya di jalan depan rumah," ujarnya. (A-94/A-109/dtc Post Date : 12 Februari 2007 |