|
Hujan lebat yang melanda Martapura sekitar satu jam sejak pukul 14:30, Senin (4/7), membuat pedagang di Pasar Martapura kalang kabut. Pasalnya, rembesan air tidak tertampung drainase setempat masuk ke pertokoan hingga setinggi mata kaki. Rembesan air ke dalam pertokoan itu, tentu saja membuat pedagang tergesa-gesa menyelamatkan barang-barang dagangannya ke tempat yang lebih tinggi dan aman. "Air rembesan masuk ke pertokoan. Tingginya minimal dua jari dan ada yang sampai setinggi mata kaki. Ini tentu saja menganggu aktivitas jual beli di pasar," tukas Aji, pedagang mainan. Para pedagang, lanjutnya, ramai-ramai menyelamatkan barang dagangannya yang menyentuh lantai untuk diamankan ke tempat yang lebih tinggi. "Yang kasihan, pedagang pakaian, karena mereka dengan tergesa-gesa menyelamatkan dagangannya agar tidak terkena air," jelasnya. Aji menduga, rembesan air yang naik ke lantai-lantai pertokoan, akibat drainase di Pasar Batuah dekat dengan lokasi pedagang kaki lima (PKL) tertutup sampah plastik bekas bungkus barang dagangan. "Sebetulnya, kondisi ini sudah berlangsung cukup lama. Namun, baru kali ini banjirnya sampai setinggi mata kaki. Kalau pihak terkait tidak segera menangani drainase ini, kami khawatir kondisinya semakin parah jika hujan turun," tuturnya. Sementara, banjir juga melanda perumahan di dekat box culvert Jalan A Yani Sungai Paring RT 11. Rupanya, drainase tambahan yang dibangun Kimpraswil Banjar di dekat Diler Kawasaki Martapura itu, masih belum mampu menampung dan menyalurkan debit air kiriman dari Batas Kota Banjarbaru. Akibatnya, rembesan membanjiri halaman-halaman rumah penduduk setempat. Bahkan ada beberapa rumah yang lantai rumahnya terendam air tersebut. adi Post Date : 05 Juli 2005 |