|
Jakarta, Kompas - Air laut pasang kembali menghantam kawasan pantai utara Jakata, Bekasi, Tangerang, Serang, dan Banten pada Sabtu (8/12). Ratusan rumah penduduk serta berhektar-hektar lahan pertanian dan tambak ikan hancur terendam air setinggi 60-70 sentimeter. Sebagian warga terpaksa kembali mengungsi. Penderitaan warga yang sudah menderita akibat banjir pasang bulan lalu pun bertambah. Ratusan nelayan di pantai utara Jakarta, Serang, dan Banten tidak bisa melaut. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memperkirakan ancaman banjir akibat pasangnya air laut masih berlangsung hingga akhir Desember. Ada kemungkinan terjadi empasan gelombang pasang antara 8-12 Desember (Kompas, 5/12), dan 22-25 Desember (edaran BMG). Di Jakarta Utara, air pasang menggenangi jalan-jalan di Kelurahan Ancol dan Pademangan Timur, Kecamatan Pademangan. Kondisi terparah lagi-lagi dialami warga Muara Baru dan sekitarnya di Kelurahan Penjaringan. Sejak pukul 08.00 kemarin, air setinggi 70 sentimeter kembali menggenangi jalan dan rumah warga. Tanggul setinggi 40 sentimeter yang membatasi Muara Baru dengan Pelabuhan Sunda Kelapa tidak bisa membendung air laut. Tanggul yang rusak di kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, memperlancar masuknya air ke jalan dan permukiman warga. Meski tinggi genangan lebih rendah dari pekan lalu, yang sempat mencapai 170 sentimeter, air laut pasang kemarin tetap membuat repot warga. Sehari sebelumnya, Jumat (7/12), Muara Baru sebenarnya sudah kering. Akibat air pasang kemarin, warga tidak bisa memasak lagi seperti sehari sebelumnya. Sebagian warga meyakini air akan makin tinggi hingga dua atau tiga hari mendatang. Arus air yang mengalir di sepanjang Jalan Muara Baru semakin kuat meski jarak permukiman penduduk dengan bibir pantai mencapai sekitar satu kilometer. Warga pun beramai-ramai membuat barikade karung pasir di beberapa mulut gang, tetapi tak urung air menorobos dan menggenangi rumah-rumah. Tanpa kecuali, rumah-rumah warga yang sudah ditinggikan terasnya juga terendam. Kepala Subdinas Pengembang Sumber Daya Air dan Pantai DKI Jakarta IG Nyoman Soewandhi mengatakan, tinggi permukaan air di Teluk Jakarta kemarin mencapai 195 sentimeter. Mengungsi ke ruko Di pantai utara Kabupaten Tangerang, air pasang Sabtu pagi juga merendam ratusan rumah. Di Jalan Raya Dadap, Kecamatan Kosambi, ketinggian air hingga siang berkisar 20 hingga 60 sentimeter. Sukardi, warga RT 02 RW 01 Kelurahan Dadap menuturkan, sejak pukul 08.00 air mulai naik. "Namun, kami belum mengungsi walau barang-barang sudah mulai disiapkan," katanya. Ketinggian air di rumah sekitar 20 sentimeter, tetapi karena lokasi wilayah ini rendah, air sulit sekali surut kecuali jika dipompa keluar. "Kemarin kami minta bantuan pompa air ke Bu Airin (calon Wakil Bupati Tangerang) dan dikasih satu mesin pompa air. Katanya nanti akan dikasih dua buah lagi," kata Jai, tetangga Sukardi. Di rumah Jai, yang terletak di dekat pantai Dadap, ketinggian air malah lebih dari 50 sentimeter. Beberapa warga sudah mengungsi ke ruko Marina Dadap yang letaknya lebih tinggi. Badan Jalan Raya Dadap mulai terendam air, tetapi yang terparah di depan ruko menuju rumah makan ikan dan hasil laut bakar yang biasanya banyak dikunjungi tamu dari luar Dadap. Beberapa tamu yang akan makan siang ke Dadap, menurut Jai, Sabtu siang terpaksa berbalik arah karena jalan tergenang sampai setinggi 50 sentimeter. Tambak ikan terendam Air laut pasang kemarin juga merendam tambak-tambak ikan milik warga Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumanegara, Kabupaten Bekasi. Akhir November lalu, ratusan rumah dan tambak ikan warga di desa tersebut dan Desa Samudrajaya juga terendam banjir. Camat Tarumajaya Effendi mengatakan bahwa banjir akibat air laut pasang merendam tambak-tambak milik warga di sekitar Tempat Pelelangan Ikan Segarajaya, sekitar pukul 11.00. Namun, sejam kemudian airnya menyurut. Dia sudah meminta aparat desa dan kecamatan untuk selalu siaga memantau kemungkinan adanya gelombang pasang susulan. Warga juga sudah bersiap-siap untuk mengungsi. "Saya meminta warga siap mengungsi ke puskesmas dan kantor desa apabila banjir semakin tinggi," kata dia. (CAL/TRI/COK/NTA/A04) Post Date : 09 Desember 2007 |