|
SUNGGUMINASA-- Kondisi Kecamatan Parangloe makin memprihatinkan. Di pihak lain, musim kemarau belum mencapai puncak, namun kesulitan air bersih makin terasa. Dalam memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat harus berjalan kaki sejauh dua sampai tiga kilometer. ''Sekarang ini keadaan makin memprihatinkan mengingat persediaan air bersih pada sumur tanah sudah tidak ada. Kami terpaksa ketempat lain yang cukup jauh demi memperoleh air bersih,'' ujar seorang warga Bontoparang, Parangloe yang menolak menyebutkan namanya. Kecamatan Parangloe merupakan salah satu daerah yang berada di jalan poros menuju kota Malino. Di sana terdapat bendungan multifungsi, Bilibili. Namun daerah tersebut setiap tahunnya selalu menghadapi persoalan, kurangngya air bersih. Keluhan Camat Parangloe Marsuki pun tampak makin nyaring. Dia berkali-kali menyampaikan kendala akan kekurangan air bersih tersebut. Dalam mengatasinya menurut dia, PDAM sudah sering mendistribusikan air bersih ke rumah atau ke masyarakat setempat. Namun tidak semua bisa terlayani karena terbatasnya sarana angkut yang dimiliki perusahaan daerah tersebut. Kalau pun ada proyek pengadaan air bersih di beberapa titik, salah satunya Bu'julu menurut Camat, belum mampu menjawab semua persoalan yang dihadapi masyarakat Parangloe. Kepada Fajar, sejumlah masyarakat Parangloe mengakui, tiap tahun mereka menghadapi persoalan kekurangan air bersih itu. Mereka pun sudah terbiasa mengirit dalam penggunaan air bersih. ''Kami sudah akrab dengan masalah itu karena nyaris tiap tahun kekurangan air bersih selalu kami alami. Jadi ya, pintar-pintar saja menghemat air,'' ujar Dg Puji, warga Parangloe lainnya. Mereka mengatakan, persoalan air bersih itu sebenarnya sudah bisa dicarikan solusinya karena nyaris tiap tahun selalu muncul. Hanya saja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa terkesan tidak pernah membuat program pengadaan air bersih untuk kepentingan masyarakat Parangloe. Padahal kata mereka, air merupakan kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. "Saya tidak tahu apa yang ada di pemikiran Pemkab. Kami merasa tidak pernah diperhatikan. Padahal tiap tahun kita berteriak soal air bersih tersebut,'' tutur warga lainnya. Karena itu, mereka mendesak, baik eksekutif maupun legislatif untuk secara bersungguh-sungguh memperhatikan nasib masyarakat Parangloe dengan membuat program yang lebih nyata. Padahal masyarakat Sulsel pun mengetahui kalau di Parangloe terdapat Waduk Bilibili yang mampu menyediakan air bersih untuk masyarakat lain, seperti Sungguminasa dan Makassar, namun masyarakat di sana justru kekurangan air bersih. "Ini memang cukup memprihatinkan," tambah Dg Puji. Post Date : 13 Juni 2005 |