Pantura Sempat Putus

Sumber:Kompas - 28 Januari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

PASURUAN, KOMPAS - Hujan yang turun selama tiga jam membuat jalur pantai utara Jawa di ruas Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, terendam banjir dan memutus jalur transportasi Jalan Raya Surabaya-Banyuwangi di Kilometer 74-75 selama beberapa jam pada Selasa (27/1) dini hari.

Banjir juga mengakibatkan ratusan rumah penduduk di Desa Pojok, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung, kembali terendam banjir akibat sejumlah tanggul di saluran irigasi jebol sejak hujan turun Senin malam.

Jalur pantura yang putus dan terendam air tepatnya berada di depan Pasar Ngopak, Kecamatan Grati. Dari Kota Pasuruan, jaraknya sekitar 10 kilometer, sedangkan dari Kota Probolinggo sekitar 30 kilometer. Jalan yang terendam panjangnya sekitar 200 meter. Ketinggian air pada Selasa dini hari 30-80 sentimeter. Tidak ada kendaraan yang berani menembusnya.

Air berangsur surut pada Selasa pagi, tetapi ketinggian air di badan jalan masih 10-50 sentimeter. Meskipun kendaraan berani melintas, proses penguraian kemacetan sangat lamban. Huda (30), salah seorang sopir, terjebak kemacetan sejak pukul 00.00 dan belum terbebas kemacetan hingga pukul 09.00.

Berdasarkan pemantauan, kemacetan terjadi di dua jalur sekaligus. Panjangnya sekitar 10 kilometer. Kendaraan yang terjebak antara lain truk, kontainer, mobil, dan bus. Sebagian di antara kendaraan itu mengangkut pupuk bersubsidi, tebu, bahan bakar (premium), dan pasir.

Selain menyebabkan ekspedisi terlambat, banjir juga mengakibatkan ratusan orang tidak bisa masuk kerja. Suparman (48), warga Kecamatan Grati, menjelaskan, hujan turun sejak Senin (26/1) pukul 16.00-21.00. Banjir datang pukul 23.00.

Tanggul jebol

Di Tulungagung, ratusan rumah penduduk di Desa Pojok kembali terendam banjir akibat sejumlah tanggul jebol. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Kerugian secara material diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah mengingat tanggul yang jebol itu baru saja diperbaiki setelah hancur terkena banjir bandang November 2008.

Kepala Urusan Pemerintahan Desa Pojok Ninong mengatakan, sedikitnya 24 rumah yang terendam air berketinggian hingga pinggang orang dewasa. Rumah korban banjir banyak tersebar di Dusun Jambu dan Dusun Bangak.

”Di dusun lainnya, ada ratusan rumah yang juga terendam. Akan tetapi, ketinggian air hanya sebatas lutut orang dewasa. Itu pun airnya cepat surut karena letaknya yang agak tinggi,” ujar Ninong.

Letak Dusun Jambu dan Dusun Bangak berada di dataran lebih rendah. Akibatnya, kedua dusun tersebut menjadi tempat penampungan air saat banjir datang. (LAS/NIK/MKN)



Post Date : 28 Januari 2009