Pantura Banjir,Ribuan Rumah Terendam

Sumber:Koran Sindo - 07 Februari 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

KUDUS(SINDO) – Hujan deras di kawasan Lereng Muria yang masuk wilayah Pati,Kudus dan Jepara sejak Minggu (6/2) dini hari mengakibatkan sejumlah sungai di tiga kabupaten ini meluap.Akibatnya, ribuan rumah warga di tiga kabupaten ini terendam. Limpasan air juga merendam ruas jalan nasional Pantura Kudus – Pati, dan jalan provinsi maupun jalan kabupaten baik di Pati,Kudus maupun Jepara hingga beberapa jam.Air juga merusak sejumlah tanggul sungai dan merendam area persawahan tanaman padi.

Selain banjir, musibah tanah longsor juga terjadi di tiga kabupaten yang ada di Pantura Timur ini. Belum diketahui secara pasti berapa kerugian akibat banjir ini. Namun diperkirakan nilai kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Di Kabupaten Pati,tercatat ada ribuan rumah di 25 desa di enam kecamatan yang terendam air. Ratarata ketinggian air berkisar antara 50 centimeter – 2 meter.

Enam kecamatan tersebut yakni Kecamatan Gabus (Desa Banjarsari, Minto Basuki, Tanjung, Babalan dan Kosekan), Kecamatan Juwana (ada tujuh desa seperti Gadingrejo,Tluwah, Kedungpancing,Payang dan Doro). Di Kecamatan Sukolilo (Desa Kasiyan),Kecamatan Jakenan (Desa Tondomulyo,Bangkelen dan Karangrowo), dan Kecamatan Pati seperti Desa Gajahmati.Kecamatan Winong seperti Desa Kebuan, Winong dan Pekalongan.

Sedangkan bencana tanah longsor terjadi di Desa Purwokerto, Kecamatan Kajen. Jalan desa di wilayah ini juga putus. Lalu, jalan raya Pati – Gabus yang putus akibat terjangan air dengan ketinggian di atas lutut orang dewasa. Sementara di Kabupaten Kudus, banjir merendam rumah di sejumlah desa yang ada empat kecamatan masing-masing Jati,Jekulo, Mejobo dan Kaliwungu. Di Kecamatan Mejobo misalnya air merendam rumah warga di Desa Temulus, Kirik,Payaman dan Gulang.

Di Kecamatan Kaliwungu, air merendam Desa Setrokalangan, Gadung dan Pasuruan. Selain banjir bandang yang melanda Kabupaten Kudus, bencana tanah longsor dan angin puting beliung juga melanda di kawasan atas, yakni di Desa Soco, Kecamatan Dawe dan Desa Menawan,Kecamatan Gebog. Akibatnya, beberapa tembok rumah roboh karena dihantam angin dan longsoran tanah.Kedua rumah itu milik Slamet,warga RT 5/II Desa Soco, dan Sampurno, warga RT 3/V Desa Menawan.

Di Jepara tercatat ada tiga kecamatan yang terendam banjir yakni Kecamatan Mayong, meliputi Desa Mayong Lor,Mayong Kidul, Dorang, Blimbing Harho, dan Pelemkerep. Sedangkan untuk Kecamatan Welahan hanya Desa Paren dan di Kecamatan Kalinyamatan yaitu Desa Batu Kali. Banjir yang melanda ribuan rumah warga di tiga kabupaten ini akibat meluapnya beberapa sungai yang melintas di Pati,Kudus dan Jepara. Di Pati, banjir akibat limpasan air dari Sungai Juwana, sedang di Kudus akibat limpasan air dari Sungai Logung,Fiji,Dawe dan beberapa sungai lainnya.

Sedang di Jepara banjir akibat limpasan dari Sungai Bakalan, Mayong,dan Tunggul. Kepala Kesbanglinmaspol Kabupaten Pati Sigid Hartoko mengatakan saat ini pihaknya masih terus melakukan inventarisasi jumlah desa yang terendam air banjir maupun yang rusak akibat bencana alam lain seperti tanah longsor. Pihaknya juga sudah melakukan evakuasi ke lokasi yang lebih tinggi dan aman bagi ratusan jiwa yang rumahnya terendam banjir.

Evakuasi yang sudah dilakukan seperti di Dukuh Mbiteng Desa Banjarsari Kecamatan Gabus, lalu juga evakuasi di Dukuh Gajahmati Tempel Desa Gajahmati Kecamatan Pati. “Kita tempatkan di lokasi yang lebih tinggi di wilayah sekitar.Rencananya besok (hari ini) kita akan melakukan droping air bersih untuk warga yang rumahnya terendam air,”kata Sigid kemarin. Camat Bae, Kudus, Masyudi mengatakan limpasan air kemarin merendam ruas jalur pantura Kudus – Pati sekitar tiga jam.

Akibatnya, terjadi penumpukan kendaraan di ruas jalan penghubung Jawa Tengah – Jawa Timur ini. Sejumlah kendaraan, terlebih pengendara sepeda motor terlihat banyak yang memilih jalur alternatif untuk menghindari jalur pantura. Tak ingin terjadi kemacetann yang lebih parah di jalur pantura, pihak Kecamatan Bae bersama dengan warga dan instansi terkait, baik kepolisian, dinas dan lain sebagainya langsung ikut mengatur arus lalu lintas yang ada.

Selain itu,untuk antisipasi agar airnya cepat surut,pihak kecamatan bersama dengan instansi terkait langsung bergotong royong untuk membersihkan beberapa saluran air yang tersumbat. ‘’Selain itu,kami juga meminta sejumlah karung plastik untuk menguatkan tanggul agar tidak jebol,’’ kata Masyudi. Banjir juga mengakibatkan ruas Jalan Panjang Kecamatan Bae, sempat digenangi banjir hingga 30 cm selama beberapa jam. Hingga akhirnya membuat jalur transportasi jalur lingkar utara, mengalami gangguan.Ketinggian air di atas jalan raya mencapai 30 cm lebih.

Tidak hanya jalur lalu lintas yang terganggu,sejumlah bangunan rumah dan sekolah juga ikut menjadi korban.Di antaranya rumah milik Josua,warga Desa Singocandi RT 2/III, Kecamatan Kota menjadi korban keganasan banjir. ”Akibat robohnya tembok kami ini,sejumlah barang-barang ada yang hilang dan ada pula yang rusak seperti mesin jahit rusak,HP, televisi dan kulkas,” kata Josua kemarin. Kerusakan akibat banjir juga terjadi di SMAN 1 Jekulo.

Akibat derasnya arus banjir, mengakibatkan satu tembok penyangga tower Jardiknas yang berada di SMAN setempat, dan pintu gerbang masuk roboh, serta jalan masuk mengalami kerusakan yang sangat parah. Akibat dari bencana itu, diprediksikan mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Sementara itu, akibat luapan air Sungai Mayong jalur provinsi penghubung Jepara-Kudus macet sekitar empat jam.Kemacetan ini akibat banyaknya kendaraan yang berhenti untuk menghindari luapan air dari sejumlah sungai di Jepara.

Kemacetan tersebut mulai dari perempatan atau traffic light Mayong hingga jembatan pabrik keramik dan hingga ke Mijen,Kecamatan Kaliwungu,Kudus. Kendaraan yang tetap menerjang genangan air hanya kendaran besar seperti trailer dan truk-truk besar. Sedangkan kendaraan roda dua lebih memilih jalan alternatif atau memutar balik. Kemacetan terjadi sekitar pukul 06.00 - 09.00 WIB. Saat itu ketinggian air di ruas jalan Jepara (Mayong)-Kudus mencapai 50 centimeter.

Rata-rata kendaraan roda dua yang tetap melintas mati mesin di tengah jalan. Kepala SAR Jepara Totok Setyanto menuturkan, air mulai masuk ke rumah warga di tiga kecamatan sekitar pukul 04.00 WIB. Sebelumnya sekitar pukul 02.30 terjadi hujan lebat, lalu selang sekitar dua jam kemudian air mulai masuk rumah warga. Ketinggian air pada pukul 04.00 - 08.00 WIB mencapai 75 centimeter. “Baru sekitar pukul 10.00 WIB ketinggian air mulai menyusut sekitar 50-60 centimeter.

Termasuk di jalan utama Mayong-Welahan. Setelah itu lalu lintas berangsurangusr normal lagi,”jelasnya. Camat Mayong Eriza Rudi Yulia mengatakan selain merendam ruas-ruas jalan utama, banjir juga menggenangi puluhan hektare sawah. Diperkirakan selain di Kecamatan Mayong, genangan air juga terjadi di persawahan kecamatan tetangga yaitu Kecamatan Welahan dan Kalinyamatan.“Selain sungai yang meluap. Air di saluran irigasi juga meluap,” tandasnya.

Namun padi yang tergenangi air banjir menurut Eriza secepatnya akan surut. Genangan air diperkirakan juga tidak akan merusak tanaman padi. Selain genangannnya tidak terlalu lama, tinggi genangan tidak sampai menutup seluruh tanaman padi. “Istilahnya ini kan hanya air yang lewat.Lagipula ujung tanaman padi masih kelihatan.Jadi tidak begitu masalah,”terangnya.

Koordinator pengendalian banjir dan kekeringan Balai Serang, Lusi dan Juwana pada Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah, Hadi Paryanto mengatakan belum mengetahui secara pasti kerugian akibat banjir dan bencana lain yang terjadi di Pati,Kudus dan Jepara. Sebab pihaknya belum mendapatkan laporan resmi dari tiga kabupaten yang wilayahnya terkena bencana. Saat ini, pihaknya dan instasi terkait baik di tingkat provinsi maupun kabupaten masih fokus untuk penanganan darurat akibat banjir ini.

Selain itu,tak kalah pentingnya langkah antisipasi agar bencana serupa tidak terulang lagi. Mengingat potensi terjadi terjadinya banjir atau bencana lain masih tinggi. Sebab berdasar informasi dari BMKG Provinsi Jawa Tengah, kemungkinan hujan disertai angin kencang masih berpotensi terjadi hingga Maret mendatang. “Untuk penanganan darurat sudah kita siapkan 1000 karung yang nati diisi pasir dan batu.Ini untuk penanganan sementara tanggul sungai yang jebol. Setelah itu baru kita fikirkan penanganan permanen seperti apa,” jelasnya saat dihubungi kemarin. (muhammad oliez)



Post Date : 07 Februari 2011