|
Serang, Kompas - Pantai di sekitar kaki Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda dipenuhi sampah. Sampah tersebut sebagian besar berasal dari para pengunjung yang berlibur ke gunung berapi yang berada sekitar 48 kilometer dari Pantai Anyer, Banten. Berdasarkan hasil pemantauan, Kamis (25/8), ada berbagai jenis sampah yang berserakan di pantai dan hutan di kaki Gunung Anak Krakatau. Mulai dari tumpukan bungkusan nasi, botol air mineral, plastik, dan sampah anorganik lainnya. Sejumlah sampah organik, seperti dedaunan dan lapukan kayu, juga terlihat. Sampah-sampah tersebut, khususnya sampah anorganik, diduga berasal dari para pengunjung yang berlibur di sekitar Gunung Anak Krakatau. Kalau turis asing biasanya tidak mau membuang sampah sembarangan. Biasanya turis-turis domestik yang sering membuang sampah sembarangan, ujar Rahman, salah seorang pemandu wisata asal Labuan, Kabupaten Pandeglang. Menurut Rahman, setiap minggu ada sekitar 10 hingga 20 wisatawan yang mengunjungi pulau Anak Krakatau. Tanpa Pengawasan Keberadaan berbagai sampah ini dikarenakan pulau yang telah ditetapkan sebagai kawasan cagar alam laut dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 85/Kpts.II/1990 tertanggal 26 Februari 1990 itu tidak diawasi. Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung yang seharusnya mengawasi kawasan itu biasanya hanya singgah sebentar di pulau tersebut. Itu pun hanya dilakukan saat wisatawan datang. Sebagian besar wisatawan memang berangkat dari Pantai Anyer, Carita, dan Labuan, Banten. (NTA/NWO) Post Date : 26 Agustus 2005 |