|
PANGKAL PINANG--MIOL: Warga Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, saat ini makin mengalami kesulitan air bersih. Hal ini dikarenakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota itu dilaporkan mengalami masalah keterbatasan cadangan air bersih. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat(Humas) dan Protokol Pemko Pangkalpinang, Drs. Latip Pribadi, Rabu (24/8) membenarkan kondisi kesulitan air bersih yang dialami warga Kota Pangkalpinang karena suplai air dari PDAM setempat dikatakan tidak layak untuk dikonsumsi. Air yang dikelola oleh PDAM, menurut juru bicara Pemko Pangkalpinang tersebut masih sangat bergantung dari dari kolong-kolong atau danau bekas galian tambang timah. Kemudian diolah dan didistribusikan kepada masyarakat atau pelanggan di kota tersebut dan tidak disebutkan volume kebutuhan air untuk pelanggan rumah tangga, hotel maupun perkantoran. Umumnya mastyarakat di Kota Pangkalpinang masih mengandalkan mengkonsumsi air bersih dari sumur bor atau air tanah yang digali secara tradisional. Sedangkan biaya pembuatan sumur bor di kota yang terletak dipinggiran laut China Selatan tersebut cukup mahal mencapai Rp 4-5 juta untuk pembuatan satu sumur dan rata-rata kedalam sumut di kota itu 20-50 meter. Sementara debit air sumur-sumur bor maupun sumur tradisionil milik masyarakat di Kota Pangkalpinang dilaporkan sudah banyak yang kekeringan, sehingga penggunaan air bersih masyarakat sangat terbatas, demikian dilaporkan beberapa warga Jalan Yos Sudarso Pangkal Balam. Penambangan secara liar diperkirakan juga menjadi penyebab utama sulitnya kebutuhan air bersih di masyarakat. Karena beberapa sungai yang mengalir melintasi kota itu yang dulunya bersih bisa dipergunakan untuk mandi, mencuci, masak dan mengambil wudhu,saat ini airnya bercampur lumpur berwarna coklat kehitam-hitaman dan tidak layak lagi dikonsumsi. (Ant/OL-06) Post Date : 24 Agustus 2005 |