|
Jakarta, kompas - Beberapa instalasi pengolahan air milik Thames PAM Jaya dan PAM Lyonaisse Jaya atau Palyja terendam banjir. Akibatnya, sekitar 496.000 pelanggan, atau 66 persen, tak terlayani. Pelanggan baru akan menikmati air sekitar dua minggu setelah banjir surut. Demikian diutarakan Direktur Umum PT PAM Jaya Haryadi Priyo Hutomo, Minggu (4/2) di Jakarta. Instalasi pengolahan air (IPA) milik Thames PAM Jaya di Buaran, yang berkapasitas produksi 5.000 liter per detik, terendam dan berhenti beroperasi. IPA di Cilincing juga terendam dan mati. Sementara IPA Pulo Gadung mengurangi kapasitas produksi dari 4.000 liter per detik menjadi 3.000 liter per detik karena air bakunya sangat keras. IPA milik Palyja di Serpong, kata Haryadi, masih beroperasi, tetapi terancam terendam kalau permukaan air Sungai Cisadane melewati ketinggian 23 meter. Ketinggian saat ini mencapai 21,7 meter. IPA di Pejompongan masih dapat beroperasi dengan kapasitas 2.000 liter per detik. Produksi air di kedua operator PT PAM Jaya itu mencapai 6.000 liter per detik, dari produksi normal 19.000 liter per detik. Untuk pelanggan yang kesulitan air bersih, Haryadi meminta menghubungi PAM supaya mendapat kiriman air bersih dengan mobil tangki. Pengiriman air itu dapat dinikmati secara gratis. Dalam tiga hari terakhir, Palyja sudah mengirimkan 51 tangki air dan TPJ baru mengirimkan delapan truk tangki air. Menurut Haryadi, jika banjir surut, operator perlu waktu sekitar dua minggu untuk pembersihan. Selama itu, pelanggan belum dapat terlayani. (eca/arn) Post Date : 05 Februari 2007 |