|
JAKARTA--MIOL: Perusahan Air Minum (PAM) mengaku pihaknya belum sanggup melayani kebutuhan masyarakat akan air minum. Hal itu dikatakan oleh Direktur Utama (Dirut) PAM Jaya Didit Haryadi di Jakarta, Jumat (23/12). Menurutnya, penduduk Jakarta yang berjumlah 8 juta orang pada malam hari dan 12 juta pada siang hari membuat PAM kewalahan menyediakan air minum untuk masyarakat yang jumlahnya sangat besar. "PAM baru saja berulang tahun pada 22 Desember. Tak terasa, PAM Jaya sudah berusia 83 tahun. Tadi kami sempat rayakan dengan memotong tumpeng. Sayangnya, meski telah memasuki usia 83 tahun, tantangan dan problematika yang kami terima semakin besar. Jujur, kami memang belum bisa melayani masyarakat dengan baik," ujar Didit. Menurut Direktur Utama Palyja Bernard Lafrogne, pelayanan yang hingga saat ini belum optimal yakni terdapat di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. "Selama tahun 2005, kami sudah menginvestasikan 46 miliar untuk renovasi bangunan dan unit pengolahan, pembaharuan sistem mechanical-electrical, perbaharuan sistem kimia, dan penggantian sistem pompa dan manifold. Dan untuk mengatasi kebocoran, kami anggarkan dana Rp24 miliar. Pada tahun 2006, kami akan investasikan dana Rp46 miliar," kata Bernard. Sementara itu, Direktur Hubungan Eksternal dan Komunikasi PT Thames PAM Jaya, Ramses Simanjutak mengatakan pada 2006 nanti pihaknya akan mengganti 15 ribu pipa sambungan rumah dan 30 ribu meter air pelanggan. "Kami berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan dengan membuka jaringan baru ke masyarakat," ujarnya. Menurut Didit, investasi TPJ periode 1998-2004, mencapai Rp645,45 miliar. Sedangkan, untuk Palyja, jumlah investasinya lebih besar lagi yakni Rp766 miliar selama periode 1998-2004. "Sedangkan pertumbuhan pelanggan sejak 1998 hingga 2005, untuk TPJ meningkat sekitar 37 persen. Dan Palyja, pada 1998-2005, pertumbuhan pelanggan terus naik sekitar 71 persen. Jadi, terbukti kalau dua operator berusaha untuk memperbaiki layanannya," kata Didit. Sebelumnya, kenaikan tarif air minum ditunda sampai dua operator perusahaan air minum melakukan public release tentang perbaikan kinerja pelayanan air di Jakarta. Pihak swasta diberi waktu seminggu untuk melakukan public release ke tengah-tengah masyarakat. Badan Regulator memperkirakan kenaikan air minum pada semester I 2006 sebesar 20 persen dari tarif yang berlaku saat ini. Penyesuaian tarif air minum itu merupakan bagian dari Implementasi Penyesuaian Tarif Otomatis (IPTO) yang akan dilakukan hingga akhir 2007. Dasar pemikiran IPTO adalah menjaga agar perjanjian kerja sama dengan operator tidak mengalami defisit, serta mengupayakan kenaikan bertahap agar kenaikan tidak melonjak tinggi. Dalam IPTO per 22 Januari 2005, penyesuaian tarif sebesar Rp8,14 persen dari tarif rata-rata Rp4.965 per meter kubik. Pada IPTO II per Juli 2005, sebesar 9,49 persen dari tarif rata-rata Rp5.473 per meter kubik.(Ray/OL-06)Penulis: Heni Rahayu Post Date : 24 Desember 2005 |